BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1) E. B. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2) R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dan lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang paling sederhana menuju ke tahapan yang lebih kompleks.
B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan al Kroeber (Antropolog) menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian pula Jj. Honigmann dalam bukunya The World of Man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact. Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:
1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana ke-budayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tape, dan hardisc komputer. Kesimpulannya, budaya ideal ini adalah merupakan perwujudan dari kebudayaan yang bersifat abstrak.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat. Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang terakhir ini disebut pula kebudayaan fisik. Di mana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam ma-syarakat). Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil. Contohnya: Candi Borobudur (besar), kain batik, dan kancing baju (kecil), teknik bangunan misalnya, cara pembuatan tembok dengan fondasi rumah yang berbeda bergantung pada kondisi. Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat kon-kret, dalam bentuk materi/artefak.
C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dan segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masya-rakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar;
b. Alam flora di daerah tempat tinggal;
c. Alam fauna di daerah tempat tinggal;
d. Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia;
f. Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia;
g. Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu:
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), seperti kursus kursus, penataran-pena-taran, dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolis.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap pen-ting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan me-miliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai-moral atau etis), religius (nilai agama).
C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu:
a) Hakikat hidup manusia (MH)
b) Hakikat karya manusia (MK)
c) Hakikat waktu manusia (MW)
d) Hakikat alam manusia (MA)
e) Hakikat hubungan antarmanusia (MM)
3. Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam men-jawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok, atau bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk meng-hambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang mampu memberiikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari perma-salahan hidup dan kehidupan.
5. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari sepe-rangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas:
1) persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indra
manusia;
2) persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain;
3) persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat
lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
6. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropologi) berasal dan bahasa Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat oleh orang Batak, bahwa watak orang Jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.
D. SIFAT – SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebu-dayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
E. SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Unsur pokok kebudayaan (menurut Bronislaw Malinowski):
Dokument Asli Tersedia di Google Document
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1) E. B. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2) R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dan lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang paling sederhana menuju ke tahapan yang lebih kompleks.
B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan al Kroeber (Antropolog) menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian pula Jj. Honigmann dalam bukunya The World of Man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact. Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:
1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana ke-budayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tape, dan hardisc komputer. Kesimpulannya, budaya ideal ini adalah merupakan perwujudan dari kebudayaan yang bersifat abstrak.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat. Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang terakhir ini disebut pula kebudayaan fisik. Di mana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam ma-syarakat). Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil. Contohnya: Candi Borobudur (besar), kain batik, dan kancing baju (kecil), teknik bangunan misalnya, cara pembuatan tembok dengan fondasi rumah yang berbeda bergantung pada kondisi. Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat kon-kret, dalam bentuk materi/artefak.
C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dan segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masya-rakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar;
b. Alam flora di daerah tempat tinggal;
c. Alam fauna di daerah tempat tinggal;
d. Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia;
f. Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia;
g. Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu:
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), seperti kursus kursus, penataran-pena-taran, dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolis.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap pen-ting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan me-miliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai-moral atau etis), religius (nilai agama).
C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu:
a) Hakikat hidup manusia (MH)
b) Hakikat karya manusia (MK)
c) Hakikat waktu manusia (MW)
d) Hakikat alam manusia (MA)
e) Hakikat hubungan antarmanusia (MM)
3. Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam men-jawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok, atau bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk meng-hambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang mampu memberiikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari perma-salahan hidup dan kehidupan.
5. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari sepe-rangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
Persepsi terdiri atas:
1) persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indra
manusia;
2) persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain;
3) persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat
lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
6. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropologi) berasal dan bahasa Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat oleh orang Batak, bahwa watak orang Jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.
D. SIFAT – SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebu-dayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
E. SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Unsur pokok kebudayaan (menurut Bronislaw Malinowski):
Dokument Asli Tersedia di Google Document
Share this article :
Related Articles
Diposkan
oleh Achluddin Ibnurochim di 7/17/2012
Label: ISBD
For yout
correction, write your comment in here. Thank you.
(Tulislah komentar anda di sini untuk perbaikan. Terima kasih)
(Tulislah komentar anda di sini untuk perbaikan. Terima kasih)
====================================
Hubungan manusia dan Kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan
ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia
Di dunia
sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya
walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika
manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
- Contoh-Contoh
Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
1)
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
4)
Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya
berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)
Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
========================================================================
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manusia dan Budaya
B. Fungsi
Budaya bagi Manusia
C. Hubungan
antara Manusia dan Kebudayaan
BAB III PENUTUP.
A.
Kesimpulan
B.
Saran
REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak
akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna
kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu
kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan.
Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjujung
tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar
sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan berperan
penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan
manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia.
Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang
menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan landasan
diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kita bahas sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud manusia dan budaya?
- Apa fungsi budaya
bagi manusia?
- Jelaskan hubungan
manusia dengan kebudayaan?
Itulah kedua permasalahan yang akan kita bahas satu persatu dalam
bab berikutnya.
C. Tujuan
- Mengerti dan memahami
pengertian manusia dan budaya
- Memahami dari fungsi budaya
dalam kehidupan kita
- Memahami dan menjelaskan
hubungan manusia dengan kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia dan Budaya
1. Pengertian Manusia
Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau
makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga
sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau
tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan
pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk
lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Dan juga manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara
ciptaan-ciptaan yang lain.
2.
Pengertian Budaya
Budaya =
cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqofah (bahasa Arab),
berasal dari bahasa Latin “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan
menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi
arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam”.
Ditinjau
dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta
“Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat
lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai perkembangan dari kata
budidaya, yang berarti daya dan budi. Maka dari itu dibedakanlah antara
pengertian budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa
cipta karsa dan rasa, sedangkan budaya merupakan hasil dari budaya atau hasil
cipta, karsa dan rasa.
Selain itu
terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
1. Wujud
pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama
dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing
anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.
2. Wujud
sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem
sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu
mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini
bersifat nyata atau konkret.
3. Wujud
fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya
manusia dalam masyarakat.
B. Fungsi
Budaya bagi Manusia
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat
memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya.
Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Karena kemampuan manusia
terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga
terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.
Karsa
masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk
mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya
upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di
dalam masyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia
terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada
hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus
bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.
Fungsi
kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan
dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.
kebudayaan berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan
kehidupan lainnya
3. Pembimbing kehidupan manusia
4. Pembeda antar manusia dan binatang
Kebudayaan
mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat
menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang
bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri.
Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang
seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu
rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam
tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya
C. Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Akal budi
merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Akal juga adalah kemampuan dari
manusia untuk berfikir sebagai kodrat. Budi artinya akal juga atau suatu bagian
dari kata hati manusia yang berupa panduan akal serta perasaan yang mampu
membedakan baik dan buruk. Dengan akal dan budi
inilah manusia mampu menciptakan bebagai hal antara lain :
- Menciptakan
- Kreasi
- Memperlakukan
- Memperbaruhi
- Memperbaiki
- Mengembangkan
dan
- Meningkatkan sesuatu
Sedangkan ditinjau dari
sudut antropologi, manusia dapat di klarifikasi dari dua jenis:
- manusia sebagai
makhluk biologi
- manusia sebagai
makhluk sosio-budaya
Manusia sebagai makhluk biologi , bahwa manusia dapat dipelajari dari sisi
ilmu biologi dan anatomi. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosio-budaya yaitu
manusia dipelajari dalam sudut pandang antropologi budaya. Antropologi budaya
sendiri menyelidiki mengenai seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia
menggunakan akal budi dan struktur fisiknya untuk mengubah lingkungannya
berdasarkan pengalaman. Juga memahami serta menuliskan kebudayaan yang
terdapat dalam masyarakat manusia.
Pada akhirnya terdapat suatu
konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisis masalah-masalah hidup
sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberikan gambaran bahwa
hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedangkan pada hewan tidak memiliki
kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia yang memiliki kebudayaan? Kenapa
hanya manusia yang berkebudayaan sedangkan hewan tidak berkebudayaan? Padahal
dilihat dari segi jasmaniah tidak ada perbedaan yang prinsipal antara hewan dan
manusia.
Apabila diteliti dengan sunggug-sungguh perbedaan akan tampak pada hakikat
manusia, yaitu sesuatu yang tidak dimiki oleh hewan manapun tetapi hanya ada
pada manusia. Sesuatu yang membedakan secara mutlak atara keduanya. Ialah jiwa,
manusia mempunya jiwa sedangnkan hewan tidak memilikinya.
Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula
kebudayaan. Hewan yang tidak mempunyai jiwa tidak pula akan mempunyai
kebudayaan. Kesimpulannya: jiwa yang sesungguhnya memyebabkan adanya
kebudayaan. Yang membedakan manusia dan hewan secara abstrak adalah jiwa yang
merupakan sumber dan ciptaan kebudayaan
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya.
Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu
adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya
merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah
kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan
masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang
setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai
dialegtis, maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses
dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan
dirinya dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas
obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia.
Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia
dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh
masyarakat.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian
yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita.
Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita
rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat,
dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan.
Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1) penganut kebudayaan
2) pembawa kebudayaan
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara
sederhana hubungan manusia dan
kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek
yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan
tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya
B. Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan,
bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia
yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana
hakikat kita sebagai manusia
========================================================================
`abu, 01 Februari 2012
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya makalah dengan Judul “Manusia
dan Budaya”, patutnya bagi kami penulis untuk mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan rahmatNYA, karena dengan ilmunya kami dapat belajar banyak
tentang ilmu sosial dan budaya.
Kami para penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak H. Hadi Maryono, selaku dosen mata kuliah ISBD dikelas kami, yang telah
memberikan tugas dan bimbingan kepada kami untuk menulis makalah ini sehingga
kami dapat mendapatkan ilmu sosial budaya mengenai manusia dan kebudayaan
secara lebih mendalam.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Karena dengan kita mengenal dan memahami budaya bangsa kita, kita dapat turut
untuk melestarikannya.
Penulis dengan segala kerendahan hatidan
kesadaran menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disana-sini masih terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu para penulis
denagn senang hati mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
menyempurnakan buku ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang sangat
kompleks dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia dapat dikatakan kompleks
dapat ditinjau dari segi fisik, kebutuhan hidup. Pola perilaku, daya nalar dan
kehidupan yang dihadapi. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk paling tinggi
dibandingkan makhluk lain. Tinggi harkat dan martabat manusia karena manusia
mempunyai akal budi. Manusia dan budaya adalah salah satu kajian yang
dapat digunakan untuk mengkaji manusia sebagai makhluk yang menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab. Sebagai makhluk yang memiliki
budaya dan menciptakan budaya untuk kehidupan mereka, manusia selalu berusaha
menggunakan akal budinya untuk berinovasi mengembangkan budayanya.
Manusia adalah makhluk yang sangat
rumit. Karena sampai saat ini belum ada jawaban yang memuaskan tetang, siapa
manusia itu. Louis Leahy seperti dikutip oleh Usman Pelly dkk (1994:1)
mengemukakan bahwa manusia terdiri dari badan dan jiwa, “materi dan roh”. Dengan
roh yang dimilikinya manusia dapat menggunakan akalnya tersebut untuk
berkehidupan sosial, mendayagunakan alam yang telah disediakan oleh Allah untuk
mereka kelola dan rohlah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan
yang lainnya seperti tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki akal. Dengan akal
yang dimiliki tersebut, manusia dapat berkembang dari waktu ke waktu. Dari
perkembangan manusia itulah timbullah kebudayaan dalam kehidupan manusia.
Membudayakan manusia merupakan tuntutan kodratnya sebagai makhluk berakal
budi.definisi kata Budaya pada dasarnya banyak sekali jika ditinjau
BAB II
ISI
A.
Pengertian Budaya
Definisi kata Budaya pada dasarnya
banyak sekali jika ditinjau dari berbagai aspek bidang ilmu dan dari para ahli
yang mempunyai latar belakang ilmu yang berbeda. Berikut penjelasan beberapa
para ahli mengenai definisi Budaya dan kebudayaan:
a.
Bardy dkk (1997:7) menjelaskan budaya
merupakan kerangka yang tidak terlihat secara terus-menerusdan mendalam
mempengaruhi individu dalam masyarakat.
b.
Koentjaraningrat (1983:7) menjelaskan
kata kebudayaan berasal dari kata budayyah (bahasa snksekerta)bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi dan akal.
c.
P. J Zoetmulder seperti dikutip
Koentjarningrat (1990:81) membedakan budaya dan kebudayaan. Budaya sebagai
suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi,
yang berupa cipta, rasa dan karsa. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan
rasa.
d.
M.J. Langenveld seorang filosof
menjelaskan kebudayaan merupakan perwujudan dari nilai-nilai dan produknya.
e.
Koentjaraningrat seorang antropolog
menjelaskan kebudayaan dalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik ddiri
manusia dengan belajar.
f.
Zoetmulder menjelaskan kebudayan adalah
perkembangan terpimpin oleh manusia budiawan dari kemungkinan-kemungkinan dan
tenaga-tenaga alam, terutama alam manusia sehingga ia merupakan suatu kesatuan
harmonis.
g.
Marran (1999) menjelaskan kebudayaan
adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara
manusia membangunalam guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta tujuan hidupnya
yang terlihat secara proses humanisasi.
h.
Djojodigoeno(1958) menjelaskan “budaya”
adalah “daya” dan “budi” berupa cipta, rasa dan karsa. Sedangkan cipta, rasa
dan karsa bersumber dari jiwa.
Jadi budaya merupakan sesuatu yang
setiap orang mengambil bagian, dengan kata lain manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan. Manusia menciptakan kebudayaan itu sesungguhnya mengubah
kenyataan yang sudah ada, kenyataan tesebut adalah alam sekitar kita dimana
manusia menempatinya.
B.
Fungsi Indera, Akal dan Budi
1. Fungsi Indera
Manusia membutuhkan informasi berupa
rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan
baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan
alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah
mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang
normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk
menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan
atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun
tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut
panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :
1. Indera Penglihatan /
Penglihat =
Mata
Mata adalah indera yang digunakan
untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan
mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia
ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak
memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll
untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
2. Indera Penciuman / Pencium =
Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan
untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan.
Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih
segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung
kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
3. Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk
merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita.
Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa
pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena
adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa
asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi
untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
4. Indera pendengaran = Telinga
Telinga adalah alat indra yang
memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita
dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa
harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa
mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian
luar, bagian tengah dan bagian dalam.
5. Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima
rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain
sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit
dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah,
dahi, dll.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam
tiga grup kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
3. Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah
kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Kelima
jenis alat indera tersebutlah yang digunakan manusia untuk menciptakan
kebudayaannya. Tanpa adanya indera-indera tersebut manusia akan kesulitan
bahkan tidak mampu untuk menciptakan budaya untuk hidup sosial bermasyarakat,
menciptakan kemajuan dalam bidang IPTEK dan mengelola bumi ini. sehingga indera
sangat penting bagi kehidupan manusia.
2. Fungsi Akal
Hendaklah diketahui bahawa akal
memainkan peranan penting dalam memahami hakikat ketuhanan dan Tuhan itu
sendiri. Akal adalah merupakan pintu pertama dalam menegenal Tuhan. Karena
dengan akal kita dapat merasakan adanya roh di dalam jiwa kita masing-masing.
Akal yang membuat kita dapat berfikir mana yang baik dan mana yang buruk karena
gerakan fisik kita dimulai dari pemikiran dari akal kita. Dengan akal kita juga
dapat mengingat sesuatu yang pernah kita alami.
Hakikat akal
Akal adalah satu satu daya yang dicipta
ALLah Taala bagi manusia untuk memikir, mengkaji dan memahami sesuatu mengikut
syarat-syaratnya yang tertentu. Ini adalah makna umumnya. Dari segi
kewujudan,akal adalah satu makna halus yang menjadi rahasia ALLah Taala. Dalam
al-Quran ALLah Taala telah menjelaskan jisim halus dengan FirmanNya yang
bermaksud “Apabila mereka bertanya kepada engkau (wahai Muhammad) tentang roh,
katakanlah: Roh itu urusan Tuhan. Dan kamu hanya diberitahu sedikit sahaja”
(al-Isra’ :85). Maka jisim halus itu berfungsi kepada empat fungsi iaitu
sebagai hati, roh, nafsu dan akal. Maka akal itu adalah sebangsa dengan hati,
roh dan nafsu Cuma berlainan fungsi.
Wassalam. DR. Hasan Abdurrahman Habnakah
Al Madani dalam bukunya yang berjudul “Al-Akhlaq Al Islamiyah wa Asasuha”
memberi informasi akal yang mempunyai kemampuan melahirkan kebijakan yang
bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, harus memiliki dua fungsi, ialah: Akal
pengetahuan dan akal kemauan.
Fungsi dari dua akal tersebut, ialah:
1. Akal Pengetahuan : Berfungsi sebagai
ruang yang memuat dan memahami kebijakan yang bersumber dari Al-Quran dan
As-Sunnah
2. Akal kemauan : Berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan yang tetapkan oleh akal pengetahuan
Bagi orang-orang yang menginginkan kesuksesn
dunia akhirat harus memiliki dua fungsi akal tersebut, kalau tidak maka akan
mengakibatkan ketimpangan, sebagaimana dapat Anda lihat dalam contoh di bawah
ini:
a. Seorang pencuri yang
mengetahui bahwa aktivitas mencuri adalah haram, maka akal pengetahuannya
bekerja 100%, akan tetapi dia melanjutkan aktivitas pencuriannya, karena akal
kemauannya tidak bekerja (0%)
b. Tukang sulap yang tidak tidur dan juga tidak tenang, kecuali jika telah
memakai jimat sebelum tidur, maka akal pengetahuannya tidak bekerja sama sekali
(0%), sedangkan akal kemauannya bekerja 100%.
Dengan akal mansia akan terus mengembangkan kehidupannya, dengan
menggunakan akal untuk bisa berkomunikasi dengan manusia yang lain, manusia
dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuannya. Tetapi kemajuan tersebut
diharapkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia bukan sebaliknya.
3. Fungsi Budi
Budi berarti alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk
menimbang mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan akal budilah manusia dapat
meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tertinggi di bumi ini.
Karena hanya manusiala makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai akal budi untuk
berpikir dalam segala tindakan yang akan di lakukannya. Apabila manusia tidak
menggunakan akal budinya dalam kehidupannya sehari-hari atau bahkan melanggar
norma manusia tersebut dapat dikatakanan seperti hewan karena hewan tidak
memiliki akal budi.
Jadi fungsi akal dan budi mnusia adalah menunjukkan martabat manusia dan
kemanusiaan, sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.
C.
Manusia Pencipta Budaya
Kebudayaan yang telah diciptakan manusia
terdiri dari tiga wujud, yaitu: 1.) kebudayaan sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, norma-norma peraturan dan sebagainya. Kebudayaan wujud ini
disebut kebudayaan ideal yang berfungsi untuk mengatur tata kelakuan, mengenali
memberi arah dan mengendalikan perbuatan dan perilaku manusia; 2.) kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan yang berpola manusia dalam
masyarakat. Wujud ini bersifat konkrit terjadi disekitar kita dan berlangsung
sehari-hari, kebudayaan ini sering disebut sistem sosian. Kebudayaa ini
berisikan interaksi antar manusai, hubungan sosial dan pergaulan; 3.)kebudayaan
sebagai hasil karya manusia. Kebudayaan ini bersifat konkrit atau nyata.
Kebudayaan ini berupa allat-alat dari akyivitas manusia, perbuatan dan karya
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Koenjaraningrat, kebudayaan juga
memiliki unsur-unsur yang bersifat universal yang disebut fungsi pokok,
meliputi antara lain:
a. Sistem religi dan upacara keagamaan, misal; upacara kematian, ritual
menolak hujan, upacara keagamaan dll.
b. Sistem dan organisasi masyarakat, misal; kekerabatan, sistem warisan dll.
c. Sistem pengetahuan, misal; perbintangan, ilmu bercocok tanam, perdagangan
dll.
d. Bahasa sebagai medi komunikasibahasa tulis dan bahasa lisan.
e. Kesenian, misal; seni rupa, seni musik, seni gerak dll.
f. Sistem mata pencaharian hidup, misal; pertamanan, peternaan ddd.
g. Sistem teknologi dan peralatan, misal; teknik pembuatan alat pertanian,
teknik perikanan, teknik membuat alat menangkap ikan dll.
Masing-masing unsur di atas saling
mempengaruhi satu sama lain. Apabila ada satu unsur yang berubah maka akan ad
unsur yang mengalami perubahan juga, karena saling memberikan konstribusinya
masing-masing.
Dapat disimpulkan bahwa budaya adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memenuhi keinginan-keinginan
hidupnya. Budaya diperoleh dengan cara belajar dan budaya tidak tetap tetapi
selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan yang terjadi pada akal manusia.
Seperti dapat kita lihat dalam era globalisasi saat ini, sudah terjadi berbagai
macm modernisasi di berbagai aspek kehidupan mulai dari alat-alat dapur hingga
alat-alat pertanian yang semula menggunaka cangkul untuk mengolah sawah kini
telah menggunakan traktor untuk membajak tanah sawah. Penggatian alat-alat
tradisional tersebut tidak semata hanya membawa dampak positif bagi kehidupan
manusai, melainkan juga membawa dapat yang kurang baik, seperti mulai
menghilangnya rasa kegotongroyongan dala masyarakat, semkin benyaknya
pengangguran karena banyaknya penggunaan mesein-mesein sebagai pengganti tenaga
manusis.
Demikian manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhannya.
Budaya selalu berubah sewaktu-waktu seiring dengan perubahan akal manusia.
Karena kebutuhan manusia juga akan terus berkembang dari hal yang sederhana
menjadi sangat kompleks.
D.
Konsep-Konsep hidup Bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yaitu
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri karena manusia pasti membutuhkan bantuan
orang lain. Oleh karena itu manusia selalu hidup berkelompok. Kelompok-kelompok
manusia tersebut dinamakan masyarakat. Definisi masyarakat sendiri adalah
sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut sistem adat-istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh identitas bersama
(Koentjaraningrat,1980;160) dalam hidup bermasyarak manusia memiliki beberapa
konsep atau rambu-rambu agar hidup mereka tetap terarah dan harmonis. Karena di
dalam sebuah masyarakat selalu terjadi interaksi antar manusia satu dengan
manusia yang lainnya, tedapat ikatan pola perilaku yang khusus atau khas di
dalam semua aspek dan adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu
menjadi anggota kelompoknya. Konsep-konsep hidup bermasyarakat antara lain:
1. Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan tindakan baik yang
seharusnya dilakukan oleh setiap manusia dalam semua tindakannya. Keadilan
berasal dari kata adil yang artinya memberikan apa yang menjadi haknya(Natanegoro;1969).
Implementasi dari konsep keadilan itu sendiri harus berdasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan baik buruk dan tidak semata-mata
hanya berdasarkan kepada konsep keadilan secara itam putih. Dimana kebajikan
itu merupaka segenap citi-cita moralitas sebagai suatu keseluruhan tungggal
dimasukkan dalam konsep keadilan maka makna keadilan menjadi rihteousness
yang artinya kebenaran atas dasar kebaikan dan bukan suatu kebenaran ilmiah.
Hakekat keadilan terwujud apabila
seseorang atau kelompok orang berperilaku sesuai dengan hak dan kewajibannya
dan sesuai peranannya masing-masing. Tindakan yang dilakukannya tersebut juga
tidak merugikan orang lain. Manusia yang selalu menjalankan sikap adil dalam
hidupnya, ia akan merasa aman dan sejahtera. Terlebih lagi apabila keadilannya
tersebut dapat ia gunakan untuk membantu meringankan beban orang lain. Keadilan
akan terwujud jika masing-masing memiliki pengakuan dan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajiban.
2. Manusia dan Tanggung Jawab
Keberadaan dan adanya manusia di dunia
ini tidak lain adalah untuk mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.
menjadi seorang manusia yang sehat jiwa dan raganya, ia selalu mempunyai
tanggung jawab baik tanggung jawab tehadap dirinya sendiri maupun terhadap
manusia lainnya.
Kata tanggung jawab sendiri memiliki
arti yaitu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Setiap manusia tak ada
yang hidup sendiri, mereka selalu hidup sosial atau dalam sebuah kelompok.
Karena mereka hidup berkelompok maka dari sanalah mereka mempunyai berbagai
macam tanggung jawab bukan hanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi
juga kepada kelompoknya, keluarga dan sebagainya.
Tanggung jawab manusia dalam hidupnya
ada empat macam yaitu, tanggungjawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada
masyarakat, tanggung jawab kepada bangsa/negara, tanggung jawab kepada Tuhan
YME yang telah meciptakannya. Dasar adanya tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya yaitu karena eksistensinya
dan keinginannya untuk menjadi manusia yang baik dan memperoleh kebahagiaan.
3. Manusia dan Pengabdian
Definisi pengabdian adalah proses,
perbuatan, cara mengabdi atau mengabdikan. Seseorang dapat memilih mementingkan
kepentingan pribadinya sendiri atau lebih mementingkan kepentingan umum, dalam
memilih tersebut adalah hak mereka masing-masing. Hal yang dapat menjadikan
seseorang mau mengabdi atau tidak adalah cinta, kasih, keyakinan dan tanggung
jawab. Manusia yang paling utama haruslah mengabdi kepada Tuhannya karena telah
menciptakannya dan meberikannya kehidupan. Selain itu manusia juga harus
mengabdi terhadap keluarga yang telah membesarkannya karena di dalam
keluargalah seoarang anak dapat tumbuh besar dan mendapat pendidikan karena
mereka dirawat oleh kedua orangnya dengan penuh tanggungjawab, sehingga seorang
anak harus mengabdi kepaa keluarganya. Dan mengabdi kepada negara yang menjadi
tanah airnya tempat kita semua bernaung dalam kedaulatannya, sehingga dalam
keadaan negara bagaimanapun kita harus mengabdi dengan hal-hal yang positif
tanpa membuat keburukan bagi negara kiata.
Untuk menjalankan pengabdiannya manusia
harus tulus ikhlas dalam melaksanakannya dengan rasa senang hati, karena dengan
itu pakerjaan pengabdian yang rasanya berat akan terasa ringan dan
menyenagkan.t tugas pengabdian adalah tugas-tugas yang mulia dan akan
menjadikan kebahagiaan serta kedamaian jika semua manusia dapat mengabdi
secara benar dan tidak menyalahi aturan.
4. Pandangan Hidup
Pandangan hidup biasanya mengandung
sebagian nilai yang dianut masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh
individu dan golongan-golongan dalan masyarakat. Pandangan hidup berbeda dengan
dengan sistem nilai budaya. Sistem nilai merupakan pedoman hidup yang dianut
oleh sebagian besar warga masyarakat. Sedangkan pandangan hidup merupakan suatu
sistem pedoman yang di anut oleh golongan-golongan lebih sempit lagi
individu-individu dalam masyarakat. Jadi sebenarnya yang di anut oleh
masyarakat adalah pandangan hidup golongan tertentu bukan pandangan masyarakat
secara umum.
Bangsa kita mempunyai ideologi yang
merupakan pandangan hidup bangsa yang telah dicetuskan oleh para pendiri bangsa
kita, tetapi belum tentu semua masyarakat bangsa ini sepadan pandangannya
dengan pandangan hidup tersebut. Dan manusia dalam satu negara ini juga
memiliki pandangan hidupnya masing-masing, seperti orang jawa mempunyai
pandangan hidupnya sendiri seperti becik ketieik ala ketara, yaitu hal yang
baik pasti di ingat sedangkan hal buruk pasti juga akan terlihat. Karena untuk
itu marilah kita semua berbuat baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga
unuk sesama manusia, alam sekitar kita dan Tuhan YME.
5. Manusia dengan Cinta Kasih , Keindahan dan Kegelisahan Dalam Hidupnya
Menurut Aristoteles tujuan tertinggi
dalam hidup manusia adalah untuk mecapai kebahagiaan hidup.
abu, 01 Februari 2012
MAKALAH ISBD : MANUSIA & BUDAYA
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya makalah dengan Judul “Manusia
dan Budaya”, patutnya bagi kami penulis untuk mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan rahmatNYA, karena dengan ilmunya kami dapat belajar banyak
tentang ilmu sosial dan budaya.
Kami para penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak H. Hadi Maryono, selaku dosen mata kuliah ISBD dikelas kami, yang telah
memberikan tugas dan bimbingan kepada kami untuk menulis makalah ini sehingga
kami dapat mendapatkan ilmu sosial budaya mengenai manusia dan kebudayaan
secara lebih mendalam.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Karena dengan kita mengenal dan memahami budaya bangsa kita, kita dapat turut
untuk melestarikannya.
Penulis dengan segala kerendahan hatidan
kesadaran menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
disana-sini masih terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu para penulis
denagn senang hati mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
menyempurnakan buku ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang sangat
kompleks dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia dapat dikatakan kompleks
dapat ditinjau dari segi fisik, kebutuhan hidup. Pola perilaku, daya nalar dan
kehidupan yang dihadapi. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk paling tinggi
dibandingkan makhluk lain. Tinggi harkat dan martabat manusia karena manusia
mempunyai akal budi. Manusia dan budaya adalah salah satu kajian yang
dapat digunakan untuk mengkaji manusia sebagai makhluk yang menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab. Sebagai makhluk yang memiliki
budaya dan menciptakan budaya untuk kehidupan mereka, manusia selalu berusaha
menggunakan akal budinya untuk berinovasi mengembangkan budayanya.
Manusia adalah makhluk yang sangat
rumit. Karena sampai saat ini belum ada jawaban yang memuaskan tetang, siapa
manusia itu. Louis Leahy seperti dikutip oleh Usman Pelly dkk (1994:1)
mengemukakan bahwa manusia terdiri dari badan dan jiwa, “materi dan roh”.
Dengan roh yang dimilikinya manusia dapat menggunakan akalnya tersebut untuk
berkehidupan sosial, mendayagunakan alam yang telah disediakan oleh Allah untuk
mereka kelola dan rohlah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan
yang lainnya seperti tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki akal. Dengan akal
yang dimiliki tersebut, manusia dapat berkembang dari waktu ke waktu. Dari
perkembangan manusia itulah timbullah kebudayaan dalam kehidupan manusia.
Membudayakan manusia merupakan tuntutan kodratnya sebagai makhluk berakal
budi.definisi kata Budaya pada dasarnya banyak sekali jika ditinjau
BAB II
ISI
A.
Pengertian Budaya
Definisi kata Budaya pada dasarnya
banyak sekali jika ditinjau dari berbagai aspek bidang ilmu dan dari para ahli
yang mempunyai latar belakang ilmu yang berbeda. Berikut penjelasan beberapa
para ahli mengenai definisi Budaya dan kebudayaan:
a.
Bardy dkk (1997:7) menjelaskan budaya
merupakan kerangka yang tidak terlihat secara terus-menerusdan mendalam
mempengaruhi individu dalam masyarakat.
b.
Koentjaraningrat (1983:7) menjelaskan
kata kebudayaan berasal dari kata budayyah (bahasa snksekerta)bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi dan akal.
c.
P. J Zoetmulder seperti dikutip
Koentjarningrat (1990:81) membedakan budaya dan kebudayaan. Budaya sebagai
suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi,
yang berupa cipta, rasa dan karsa. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan
rasa.
d.
M.J. Langenveld seorang filosof
menjelaskan kebudayaan merupakan perwujudan dari nilai-nilai dan produknya.
e.
Koentjaraningrat seorang antropolog
menjelaskan kebudayaan dalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik ddiri
manusia dengan belajar.
f.
Zoetmulder menjelaskan
kebudayan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budiawan dari
kemungkinan-kemungkinan dan tenaga-tenaga alam, terutama alam manusia sehingga
ia merupakan suatu kesatuan harmonis.
g.
Marran (1999) menjelaskan kebudayaan
adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara
manusia membangunalam guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta tujuan hidupnya
yang terlihat secara proses humanisasi.
h.
Djojodigoeno(1958) menjelaskan “budaya”
adalah “daya” dan “budi” berupa cipta, rasa dan karsa. Sedangkan cipta, rasa
dan karsa bersumber dari jiwa.
Jadi budaya merupakan sesuatu yang
setiap orang mengambil bagian, dengan kata lain manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan. Manusia menciptakan kebudayaan itu sesungguhnya mengubah
kenyataan yang sudah ada, kenyataan tesebut adalah alam sekitar kita dimana
manusia menempatinya.
B.
Fungsi Indera, Akal dan Budi
1. Fungsi Indera
Manusia membutuhkan informasi berupa
rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan
baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan
alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata,
hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya
memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap
rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai
dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan
bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut
panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :
1. Indera Penglihatan /
Penglihat =
Mata
Mata adalah indera yang digunakan
untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan
mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia
ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak
memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll
untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
2. Indera Penciuman / Pencium =
Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan
untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan.
Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih
segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung
kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
3. Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk
merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita.
Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa
pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena
adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa
asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi
untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
4. Indera pendengaran = Telinga
Telinga adalah alat indra yang
memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita
dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa
harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa
mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian
luar, bagian tengah dan bagian dalam.
5. Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima
rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain
sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit
dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah,
dahi, dll.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam
tiga grup kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
3. Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah
kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Kelima
jenis alat indera tersebutlah yang digunakan manusia untuk menciptakan
kebudayaannya. Tanpa adanya indera-indera tersebut manusia akan kesulitan
bahkan tidak mampu untuk menciptakan budaya untuk hidup sosial bermasyarakat,
menciptakan kemajuan dalam bidang IPTEK dan mengelola bumi ini. sehingga indera
sangat penting bagi kehidupan manusia.
2. Fungsi Akal
Hendaklah diketahui bahawa akal
memainkan peranan penting dalam memahami hakikat ketuhanan dan Tuhan itu
sendiri. Akal adalah merupakan pintu pertama dalam menegenal Tuhan. Karena
dengan akal kita dapat merasakan adanya roh di dalam jiwa kita masing-masing.
Akal yang membuat kita dapat berfikir mana yang baik dan mana yang buruk karena
gerakan fisik kita dimulai dari pemikiran dari akal kita. Dengan akal kita juga
dapat mengingat sesuatu yang pernah kita alami.
Hakikat akal
Akal adalah satu satu daya yang dicipta
ALLah Taala bagi manusia untuk memikir, mengkaji dan memahami sesuatu mengikut
syarat-syaratnya yang tertentu. Ini adalah makna umumnya. Dari segi
kewujudan,akal adalah satu makna halus yang menjadi rahasia ALLah Taala. Dalam
al-Quran ALLah Taala telah menjelaskan jisim halus dengan FirmanNya yang
bermaksud “Apabila mereka bertanya kepada engkau (wahai Muhammad) tentang roh,
katakanlah: Roh itu urusan Tuhan. Dan kamu hanya diberitahu sedikit sahaja”
(al-Isra’ :85). Maka jisim halus itu berfungsi kepada empat fungsi iaitu
sebagai hati, roh, nafsu dan akal. Maka akal itu adalah sebangsa dengan hati,
roh dan nafsu Cuma berlainan fungsi.
Wassalam. DR. Hasan Abdurrahman Habnakah
Al Madani dalam bukunya yang berjudul “Al-Akhlaq Al Islamiyah wa Asasuha”
memberi informasi akal yang mempunyai kemampuan melahirkan kebijakan yang
bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, harus memiliki dua fungsi, ialah: Akal
pengetahuan dan akal kemauan.
Fungsi dari dua akal tersebut, ialah:
1. Akal Pengetahuan : Berfungsi sebagai
ruang yang memuat dan memahami kebijakan yang bersumber dari Al-Quran dan
As-Sunnah
2. Akal kemauan : Berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan yang tetapkan oleh akal pengetahuan
Bagi orang-orang yang menginginkan kesuksesn
dunia akhirat harus memiliki dua fungsi akal tersebut, kalau tidak maka akan
mengakibatkan ketimpangan, sebagaimana dapat Anda lihat dalam contoh di bawah
ini:
a. Seorang pencuri yang
mengetahui bahwa aktivitas mencuri adalah haram, maka akal pengetahuannya
bekerja 100%, akan tetapi dia melanjutkan aktivitas pencuriannya, karena akal
kemauannya tidak bekerja (0%)
b. Tukang sulap yang tidak tidur dan juga tidak tenang, kecuali jika telah
memakai jimat sebelum tidur, maka akal pengetahuannya tidak bekerja sama sekali
(0%), sedangkan akal kemauannya bekerja 100%.
Dengan akal mansia akan terus mengembangkan kehidupannya, dengan
menggunakan akal untuk bisa berkomunikasi dengan manusia yang lain, manusia
dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuannya. Tetapi kemajuan tersebut
diharapkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia bukan sebaliknya.
3. Fungsi Budi
Budi berarti alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk
menimbang mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan akal budilah manusia dapat
meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tertinggi di bumi ini.
Karena hanya manusiala makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai akal budi untuk
berpikir dalam segala tindakan yang akan di lakukannya. Apabila manusia tidak
menggunakan akal budinya dalam kehidupannya sehari-hari atau bahkan melanggar
norma manusia tersebut dapat dikatakanan seperti hewan karena hewan tidak
memiliki akal budi.
Jadi fungsi akal dan budi mnusia adalah menunjukkan martabat manusia dan
kemanusiaan, sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.
C.
Manusia Pencipta Budaya
Kebudayaan yang telah diciptakan manusia
terdiri dari tiga wujud, yaitu: 1.) kebudayaan sebagai suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, norma-norma peraturan dan sebagainya. Kebudayaan wujud ini
disebut kebudayaan ideal yang berfungsi untuk mengatur tata kelakuan, mengenali
memberi arah dan mengendalikan perbuatan dan perilaku manusia; 2.) kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan yang berpola manusia dalam
masyarakat. Wujud ini bersifat konkrit terjadi disekitar kita dan berlangsung
sehari-hari, kebudayaan ini sering disebut sistem sosian. Kebudayaa ini
berisikan interaksi antar manusai, hubungan sosial dan pergaulan; 3.)kebudayaan
sebagai hasil karya manusia. Kebudayaan ini bersifat konkrit atau nyata.
Kebudayaan ini berupa allat-alat dari akyivitas manusia, perbuatan dan karya
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Koenjaraningrat, kebudayaan juga
memiliki unsur-unsur yang bersifat universal yang disebut fungsi pokok,
meliputi antara lain:
a. Sistem religi dan upacara keagamaan, misal; upacara kematian, ritual
menolak hujan, upacara keagamaan dll.
b. Sistem dan organisasi masyarakat, misal; kekerabatan, sistem warisan dll.
c. Sistem pengetahuan, misal; perbintangan, ilmu bercocok tanam, perdagangan
dll.
d. Bahasa sebagai medi komunikasibahasa tulis dan bahasa lisan.
e. Kesenian, misal; seni rupa, seni musik, seni gerak dll.
f. Sistem mata pencaharian hidup, misal; pertamanan, peternaan ddd.
g. Sistem teknologi dan peralatan, misal; teknik pembuatan alat pertanian,
teknik perikanan, teknik membuat alat menangkap ikan dll.
Masing-masing unsur di atas saling
mempengaruhi satu sama lain. Apabila ada satu unsur yang berubah maka akan ad
unsur yang mengalami perubahan juga, karena saling memberikan konstribusinya
masing-masing.
Dapat disimpulkan bahwa budaya adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memenuhi keinginan-keinginan
hidupnya. Budaya diperoleh dengan cara belajar dan budaya tidak tetap tetapi
selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan yang terjadi pada akal manusia.
Seperti dapat kita lihat dalam era globalisasi saat ini, sudah terjadi berbagai
macm modernisasi di berbagai aspek kehidupan mulai dari alat-alat dapur hingga
alat-alat pertanian yang semula menggunaka cangkul untuk mengolah sawah kini
telah menggunakan traktor untuk membajak tanah sawah. Penggatian alat-alat
tradisional tersebut tidak semata hanya membawa dampak positif bagi kehidupan
manusai, melainkan juga membawa dapat yang kurang baik, seperti mulai
menghilangnya rasa kegotongroyongan dala masyarakat, semkin benyaknya
pengangguran karena banyaknya penggunaan mesein-mesein sebagai pengganti tenaga
manusis.
Demikian manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhannya.
Budaya selalu berubah sewaktu-waktu seiring dengan perubahan akal manusia.
Karena kebutuhan manusia juga akan terus berkembang dari hal yang sederhana menjadi
sangat kompleks.
D.
Konsep-Konsep hidup Bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yaitu
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri karena manusia pasti membutuhkan bantuan
orang lain. Oleh karena itu manusia selalu hidup berkelompok. Kelompok-kelompok
manusia tersebut dinamakan masyarakat. Definisi masyarakat sendiri adalah
sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut sistem adat-istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh identitas bersama
(Koentjaraningrat,1980;160) dalam hidup bermasyarak manusia memiliki beberapa
konsep atau rambu-rambu agar hidup mereka tetap terarah dan harmonis. Karena di
dalam sebuah masyarakat selalu terjadi interaksi antar manusia satu dengan
manusia yang lainnya, tedapat ikatan pola perilaku yang khusus atau khas di
dalam semua aspek dan adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu
menjadi anggota kelompoknya. Konsep-konsep hidup bermasyarakat antara lain:
1. Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan tindakan baik yang
seharusnya dilakukan oleh setiap manusia dalam semua tindakannya. Keadilan
berasal dari kata adil yang artinya memberikan apa yang menjadi
haknya(Natanegoro;1969). Implementasi dari konsep keadilan itu sendiri harus
berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan baik buruk dan
tidak semata-mata hanya berdasarkan kepada konsep keadilan secara itam putih.
Dimana kebajikan itu merupaka segenap citi-cita moralitas sebagai suatu
keseluruhan tungggal dimasukkan dalam konsep keadilan maka makna keadilan
menjadi rihteousness yang artinya kebenaran atas dasar kebaikan dan bukan suatu
kebenaran ilmiah.
Hakekat keadilan terwujud apabila
seseorang atau kelompok orang berperilaku sesuai dengan hak dan kewajibannya
dan sesuai peranannya masing-masing. Tindakan yang dilakukannya tersebut juga
tidak merugikan orang lain. Manusia yang selalu menjalankan sikap adil dalam
hidupnya, ia akan merasa aman dan sejahtera. Terlebih lagi apabila keadilannya
tersebut dapat ia gunakan untuk membantu meringankan beban orang lain. Keadilan
akan terwujud jika masing-masing memiliki pengakuan dan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajiban.
2. Manusia dan Tanggung Jawab
Keberadaan dan adanya manusia di dunia
ini tidak lain adalah untuk mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.
menjadi seorang manusia yang sehat jiwa dan raganya, ia selalu mempunyai
tanggung jawab baik tanggung jawab tehadap dirinya sendiri maupun terhadap
manusia lainnya.
Kata tanggung jawab sendiri memiliki
arti yaitu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Setiap manusia tak ada
yang hidup sendiri, mereka selalu hidup sosial atau dalam sebuah kelompok.
Karena mereka hidup berkelompok maka dari sanalah mereka mempunyai berbagai
macam tanggung jawab bukan hanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi
juga kepada kelompoknya, keluarga dan sebagainya.
Tanggung jawab manusia dalam hidupnya
ada empat macam yaitu, tanggungjawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada
masyarakat, tanggung jawab kepada bangsa/negara, tanggung jawab kepada Tuhan
YME yang telah meciptakannya. Dasar adanya tanggung jawab yang harus
dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya yaitu karena eksistensinya
dan keinginannya untuk menjadi manusia yang baik dan memperoleh kebahagiaan.
3. Manusia dan Pengabdian
Definisi pengabdian adalah proses,
perbuatan, cara mengabdi atau mengabdikan. Seseorang dapat memilih mementingkan
kepentingan pribadinya sendiri atau lebih mementingkan kepentingan umum, dalam
memilih tersebut adalah hak mereka masing-masing. Hal yang dapat menjadikan seseorang
mau mengabdi atau tidak adalah cinta, kasih, keyakinan dan tanggung jawab.
Manusia yang paling utama haruslah mengabdi kepada Tuhannya karena telah
menciptakannya dan meberikannya kehidupan. Selain itu manusia juga harus
mengabdi terhadap keluarga yang telah membesarkannya karena di dalam
keluargalah seoarang anak dapat tumbuh besar dan mendapat pendidikan karena
mereka dirawat oleh kedua orangnya dengan penuh tanggungjawab, sehingga seorang
anak harus mengabdi kepaa keluarganya. Dan mengabdi kepada negara yang menjadi
tanah airnya tempat kita semua bernaung dalam kedaulatannya, sehingga dalam
keadaan negara bagaimanapun kita harus mengabdi dengan hal-hal yang positif
tanpa membuat keburukan bagi negara kiata.
Untuk menjalankan pengabdiannya manusia
harus tulus ikhlas dalam melaksanakannya dengan rasa senang hati, karena dengan
itu pakerjaan pengabdian yang rasanya berat akan terasa ringan dan
menyenagkan.t tugas pengabdian adalah tugas-tugas yang mulia dan akan
menjadikan kebahagiaan serta kedamaian jika semua manusia dapat mengabdi
secara benar dan tidak menyalahi aturan.
4. Pandangan Hidup
Pandangan hidup biasanya mengandung
sebagian nilai yang dianut masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh
individu dan golongan-golongan dalan masyarakat. Pandangan hidup berbeda dengan
dengan sistem nilai budaya. Sistem nilai merupakan pedoman hidup yang dianut
oleh sebagian besar warga masyarakat. Sedangkan pandangan hidup merupakan suatu
sistem pedoman yang di anut oleh golongan-golongan lebih sempit lagi
individu-individu dalam masyarakat. Jadi sebenarnya yang di anut oleh
masyarakat adalah pandangan hidup golongan tertentu bukan pandangan masyarakat
secara umum.
Bangsa kita mempunyai ideologi yang
merupakan pandangan hidup bangsa yang telah dicetuskan oleh para pendiri bangsa
kita, tetapi belum tentu semua masyarakat bangsa ini sepadan pandangannya
dengan pandangan hidup tersebut. Dan manusia dalam satu negara ini juga
memiliki pandangan hidupnya masing-masing, seperti orang jawa mempunyai
pandangan hidupnya sendiri seperti becik ketieik ala ketara, yaitu hal yang
baik pasti di ingat sedangkan hal buruk pasti juga akan terlihat. Karena untuk
itu marilah kita semua berbuat baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga
unuk sesama manusia, alam sekitar kita dan Tuhan YME.
5. Manusia dengan Cinta Kasih , Keindahan dan Kegelisahan Dalam Hidupnya
Menurut Aristoteles tujuan tertinggi
dalam hidup manusia adalah untuk mecapai kebahagiaan hidup.
PENDIDIKAN
ISLAM DAN KEBUDAYAAN
SULTAN
1304411060
Program
Pascasarjana IAIN Walisongo
I.
Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk termulia dari
segenap makhluk dan wujud lain yang ada di alam jagad ini (Al-Syaibany, 1979:
103). Dengan kata lain, manusia adalah puncak ciptaan Allah. Manusia ialah
makhluk (ciptaan) Allah, bukan tercipta atau ada dengan sendirinya. Ini masalah
keyakinan, dan al-Qur’an berulang-ulang meyakinkannya kepada manusia sampai
pada tingkat menantangnya agar mencari bukti-bukti, baik pada alam raya maupun
pada dirinya sendiri (Aly, 1999:58).
Dilihat dari strukturnya, manusia
tersusun dari dua unsur yakni, pertama, memiliki
beberapa kesamaan dengan makhluk lain. Kedua,
memiliki kekhasan yang menunjukkan ketinggian martabat manusia disbanding
dengan makhluk yang lain. Unsur pertama dari susunan kodrat itu dinamakan raga
atau tubuh, sedang unsur kedua dinamakan jiwa atau roh (Soebahar, 2000:149).
Kedua unsur itu, manusia dianugerahi
nilai lebih, hingga kualitasnya berada di atas kemampuan yang dimiliki
makhluk-makhluk lain. Dengan bekal yang istimewa ini manusia mampu menopang
keselamatan, keamanan, kesejahteraan, dan kualitas hidupnya (Jalaludin, 2001:13).
Sebaliknya dapat mencapai kehinaan bila kualitas insannya tidak dikembangkan
secara positif. Sebab pada pribadi manusia bersanding kecenderungan pada
kebajikan dan kefasikan (QS. Al-Syamsy: 8-10).
Walaupun pada manusia bersanding
kefasikan dan ketaqwaannya sekaligus, namun pada hakikatnya potensi positif
manusia lebih kuat dari potensi negatifnya, hanya saja daya tarik keburukan
lebih kuat dari daya tarik kebajikan (Shihab, 2000: 286). Oleh karena itu
manusia dapat berubah secara dinamis dari buruk menjadi baik dan sebaliknya
dari baik menjadi buruk (Bastaman, 1995: 126). Artinya bahwa kepribadian
manusia tidak pernah stabil secara sempurna, ia selalu dalam dinamika
kehidupannya, ia selalu berhadapan dengan lingkungan yang ikut mewarnai
dinamika dan persoalan kemanusiaan.
Karenanya di sini manusia memerlukan
pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Perbincangan tentang pendidikan tidak
akan pernah mengalami titik final. Karena pendidikan merupakan permasalahan
besar kemanusiaan yang senantiasa aktual dibicarakan pada setiap ruang dan
waktu yang tidak sama dan bahkan berbeda sama sekali (Zamroni, 2004: 2). Karenanya,
pendidikan harus senantiasa dengan perubahan yang terjadi. Hal ini sesuai
dengan salah satu prinsip dalam Pendidikan Islam, yakni prinsip perubahan yang
diinginkan (Al-Syaibany, 1979: 441).
Diantara
perubahan yang dapat dirasakan adalah dalam kebudayaan. Kebudayaan yang dapat
diartikan adalah pola kelakuan yang secara umum terdapat dalam suatu masyarakat
(Nasution, 1995: 63), dalam era globalisasi ini, terjadi pertukaran kebudayaan
dari satu negara ke negara lain. Akibat pertukaran kebudayaan mengakibatkan
dampak positif dan negatif.
Dalam
makalah ini, penulis akan menguraikan tiga hal, yakni pertama, pengertian
pendidikan Islam dan kebudayaan. Kedua, globalisasi dan kebudayaan. Ketiga, bagaimana
membangun budaya Islami di sekolah.
II. Pengertian
Pendidikan Islam dan Kebudayaan
Sebelum
membahas lebih lanjut, alangkah baiknya membahas tentang pengertian pendidikan
Islam dan Kebudayaan.
A. Pengertian
Pendidikan Islam
Ada banyak pengertian tentang pendidikan
Islam. Diantaranya:
1. Ahmad
D. Marimba memberikan definisi Pendidikan Islam adalah bimbingan atau
pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada si terdidik dalam
perkembangan jasmaniah dan rohaniah kearah kedewasaan dan seterusnya ke arah
terbentuknya kepribadian muslim.( Marimba, 1986: 41)
2.
Syahminan Zaini berpendapat Pendidikan
Islam adalah usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran agama Islam, agar
terwujud atau tercapai kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. (Zaini,
1986:4)
3.
HM. Chabib Thoha menyebutkan Pendidikan
Islam adalah pendidikan yang falsafah, dasar dan tujuan serta teori-teori yang
dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkan nilai-nilai dasar
Islam yang terkandung dalam AI-Qur’an, maupun hadist Nabi. (Thoha, 1995: 99)
4. Ali
Ashraf berpendapat Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih stabilitas
murid sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan,
langkah-langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap sesama
ilmu pengetahuan mereka, diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam
dirasakan (Ashraf, 1984: 23)
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa
pengertian pendidikan Islam adalah suatu aktifitas atau usaha pendidikan berupa
bimbingan dan pengembangan fitrah manusia baik jasmani maupun rohani
berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim muttaqin
yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Sedangkan tujuan pendidikan di bahwa menurut Hasan
Langgulung (1986: 33) menyatakan bahwa berbicara tentang tujuan pendidikan tak
dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup. Sebab pendidikan
bertujuan memelihara kehidupan manusia. Sementara Al-Syaibani (1979: 399)
menyebutkan tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan setelah subyek
didik mengalami perubahan proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu
dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang
sadar dan bertujuan dan Allah meletakkan azas-azasnya bagi seluruh manusia di
dalam syari’at ini. Oleh sebab itu, sudah semestinya mengkaji pendidikan
terlebih dahulu menjelaskan tujuannya yang luhur dan luas, yang telah
ditetapkan oleh Allah bagi seluruh aktititas manusia. karena tujuan merupakan
kompas, barometer sekaligus evaluator dalam penyelenggaraan sutau pendidikan.
Sebagai karakteristik pendidikan yang
bercorak Islam, maka sudah barang tentu dalam perumusan tujuan pendidikannya
mengacu dan berpihak pada hukum-hukum ajaran Islam. Adapun tujuan pendidikan
Islam dapat dilihat sebagai berikut:
Para ahli pendidikan memberikan pendapat
tentang tujuan pendidikan Islam, diantaranya:
1.
Al-Abrasy (1980:10) mengatakan bahwa tujuan
utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang utama atau pembentukan
moral yang tinggi.
2.
Zaini (1986: 34-35) mengatakan tujuan utama pendidikan Islam
adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat atau sehat dan terampil, berotak
cerdas dan berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat
kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan pendirian yang teguh.
3.
Chabib Thoha (1995: 101-102) mengatakan
tujuan pendidikan Islam adalah:
a.
Menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan
kepada Allah SWT
b.
Membina dan memupuk akhlakul karimah
c.
Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu
beribadah kepada Allah
d.
Menciptakan pemimpin-peminipin bangsa
yang selalu beramar ma’ruf nahi munkar
e.
Menumbuhkan kesadaran ilmiah, melalui
kegiatan penelitian, baik terhadap kehidupan manusia, alam maupun kehidupan
makhluk Allah semesta.
4.
Marimba (1986: 49) dengan tegas
mengatakan tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian
muslim.
5.
Daradjat (1996: 31), mengemukakan bahwa
Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu
hidup di dunia telah berakhir pula. Mati dalam keadaan berserah di kepada Allah
sebagai muslim yang merupakan ujung taqwa, sebagai akhir dari proses hidup
jelas berisi kegiatan pendidikan. lnilah akhir dari proses pendidikan itu yang
dapat dianggap sebagai tujuan akhir hidupnya.
Dengan demikian berdasarkan rumusan
tentang tujuan pendidikan Islam di atas maka dapat diformulasikan bahwa tujuan
pendidikan Islam adalab terbentuknya kepribadian muslim yang mempunyai otak
cerdas, berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat
kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan pendirian yang teguh Sehingga dapat
menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa yang selalu beramar ma’ruf nahi munkar.
Sementara itu, dasar pendidikan Islam
adalah al-Qur’an dan as-Sunah. Serta apa yang ada diatasnya dari pada
puncak-puncak cabang yang lain. Seperti qiyas, Ijma’, dan sumber-sumber
perundangan bimbingan dan syariat lsIam.(Al-Syaibani, 1979: 427)
1.
Al Quran
Dasar pelaksanaan Pendidikan Islam yang
pertama adalah Al Qur’an. Al Qur’an ialah Firman Allah berupa wahyu yang
disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhaniad. Didalamnya terkandung ajaran
pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan dengan
melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al Qur’an terdiri dua
prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan dan amal. Setiap
muslim percaya bahwa al Qur’an adalah sumber nilai dan ajaran Islam yang paling
utama. (Al-Ghazali, 1985:VI).
Al Qur’an itu sendiri diturunkan kepada
manusia untuk memberikan petunjuk jalan hidup yang lurus dalam arti memberikan
bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi Allah. (Zuhairini, 1994:154) Pendidikan
yang terkandung dalam al Qur’an adalah Pendidikan yang menyeluruh yaitu
meliputi segala aspek manusia dan bergerak dalam bidang kehidupan. Pendidikan
itulah yang mementingkan pembinaan pribadi dari segala segi dan menekankan
perubahan dalam diri manusia (antara jasmani, akal dan perasaan). Dan
pendidikan Islam harus berlandaskan ayat-ayat al Qur’an sebagai sumber utama
dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam. (Hidayatullah, 2000:
xviii)
2.
As Sunah (Sunnah Rasul)
Sunnah rasul
yang sering disebut hadis ialah ucapan, perbuatan atau takrir nabi yang
mengandung ajaran-ajaran Islam. Sedangkan yang dimaksud takrir adalah
penetapan Nabi SAW. Secara diam-diam terhadap ucapan atau perbuatan para
sahabatnya.
Pada mulanya as-Sunah dimaksudkan untuk
mewujudkan dua tujuan; Pertama, menjelaskan kandungan aI-Qur’an. Kedua,
menerangkan syariat dan adab-adab lain. (An-Nahlawi, 1989: 46) Terhadap
pendidikan sendiri as-Sunah bertindak sebagaimana al Qur’an dalam mendidik,
mensucikan jiwanya, meluruskan pribadi dan membimbing kearah yang lurus.
(Al-Syaibani, 1979: 431)
Masih menurut Al-Syaibani, cara Sunah
dalam mendidik melalui dua jalan; pertama, bersifat positif, berpusat pada
dasar-dasar yang sesuai dan kuat bagi akhlak yang mulia yang bertujuan
menanamkan kemuliaan. Kedua, bersifat penjagaan, menghindarkan dari segala
macam keburukan, baik bersifat individual atau sosial, dan menjaga dari bahaya
perpecahan dan perbedaan.
Yang terpenting dalam Sunah ini, bahwa
mencerminkan segala tingkah laku Nabi SAW. yang patut diketahui oleh setiap
muslim. Dengan kata lain sebagal model bagi setiap muslim. Sebab berkaitan
dengan keimanan maka manusia berusaha untuk mengikuti jejak Rosulullah sangat
besar pengaruhnya terhadap pembentukan watak setiap muslim. (Langgulung, 1995:
38)
Jadi dasar pendidikan Islam adalah
wawasan tajam terhadap sistem hidup Islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok
(al-Qur’an dan as Sunah). Nilai-nilai fundamental dalam sumber pokok
ajaran Islam yang harus dijadikan dasar pendidikan Islam yaitu aqidah Akhlak,
penghargaan terhadap akal, kemanusiaan, keseimbangan, rahmat bagi seluruh alam.
B. Pengertian
Kebudayaan
Istilah
kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:215) diartikan hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, adat istiadat. Sedangkan dalam Kamus Oxford Learners Pocket
Dictionary (2003:105), istilah kebudayaan disebut dengan culture diartikan
dengan customs, beliefs, art, way of life, etc of a particular country or
group.
Sementara para ahli memberikan memberi definisi
sebagai berikut:
1.
Kebudayaan menurut Marimba (1986: 124),
segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.
Kebudayaan adalah pola kelakuan yang
secara umum terdapat dalam suatu masyarakat. (Nasution, 1995: 63) kebudayaan
meliputi keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, ketrampilan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kebiasaan manusia.
Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang
diciptakan oleh manusia (akal budi) seperti kepercayaan, kesenian, adat
istiadat. pandangan hidup, pola perilaku yang secara umum yang terdapat dalam suatu masyarakat. Melihat dari
pengertian kebudayaan masih bersifat umum, atau kalau disederhanakan dapat
dikatakan kebudayaan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh manusia.
Sedangkan unsur-unsur
dalam kebudayaan menurut Kluchohn yang dikutip Prihantoro (http://www.gagasmedia.com/serba-serbi/penulis/memahami-arti-kebudayaan.html)
menyebutkan ada tujuh unsur, yakni:
1. Sistem
kepercayaan/ religi
Ada kalanya
pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia
dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam
sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya
ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.
Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat,
manusia tidak dapat dilepaskan dari religi
atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
2. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting
dalam struktur sosial. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri
dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
3. Sistem mata pencaharian hidup
Mata pencaharian hidup adalah suatu usaha atau kerja
ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk
memperoleh bahan kehidupan untuk jangka waktu tertentu. sistem mata pencaharian
pada masyarakat pedesaan masih bersifat tradisional, seperti: berburu
dan meramu, beternak,
bercocok tanam di ladang, menangkap ikan. Sedangkan sistem
masyarakat perkotaan sangat beragam, sesuai dengan perkembangan kota yang
sangat kompleks dalam segala bidang.
4. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala
peralatan dan perlengkapan hidup. Pada dasarnya, semua peralatan yang
dihasilkan oleh manusia bertujuan untuk membantu mempermudah hidup manusia itu
sendiri. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup antara lain: alat-alat
produktif, senjata,
alat-alat rumah tangga, alat-alat elektronik, makanan
dan minuman, pakaian,
perumahan dan alat-alat transportasi
5. Bahasa
Bahasa
adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi
atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi
fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat
untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi
dan adaptasi
sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan
dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari
naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan
dan teknologi.
6.Sistem pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia
tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan
dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau
percobaan-percobaan yang bersifat empiris.
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
pengetahuan tentang alam,
pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya,
pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama
manusia, pengetahuan tentang ruang
dan waktu.
7. Kesenian
Kesenian merupakan ketrampilan untuk mengekspresikan atau
mengkomunikasikan perasaan atau nilai-nilai keindahan. Di dalam kesenian
salah satu unsur yang sangat penting adalah unsur estetika (rasa
keindahan).Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.Rasa seni terdapat pula pada semua manusia
untuk memenuhi kebutuha jiwanya. Di dalam seni inilah si pencipta ingin
menyampaikan rasa indahnya kepada orang lain.
III.
Globalisasi dan Kebudayaan
Pada dasarnya masa globalisasi (disukai atau tidak),
hal itu akan tetap terjadi, karena hal itulah mau tidak mau orang harus mempersiapkan
diri untuk menghadapinya. (Mansur, 2005: 157) Globalisasi membuat dunia menjadi
sebuah kampong kecil yang memudahkan setiap warga dunia untuk berhubungan dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Situasi yang demikian mengakibatkan
terbukanya ide dari satu tempat ke tempat lain sehingga sulit disensor jika
bertentangan dengan nilai-nilai budaya penerima ide tersebut. (Batubara, 2004:
111)
Implikasi dari globalisasi menjalar keberbagai
sektor yang ada termasuk adalah kebudayaan. Dampak yang bisa dirasakan adalah
adanya pertukaran kebudayaan antarnegara. Contoh, dalam berpakaian, dahulu
orang Indonesia bagi wanita memakai pakaian bawahan kebaya. Sekarang, hal
tersebut digeser dengan pakaian jeans.
Apabila dilihat secara mendalam, ternyata Indonesia merupakan
salah satu Negara multikultural terbesar di dunia. Hal ini bisa dilihat jumlah
pulau di Indonesia adalah 13.000 pulau. Populasi penduduknya lebih dari 200
juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang
berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam
seperti Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha Konghucu serta berbagai aliran
kepercayaan (Yaqin, 2007: 3)
Pendidikan multikultural mempersiapkan siswa untuk
aktif sebagai warga Negara dalam masyarakat secara etnik cultural, dan agama
beragam. Dalam pendidikan cultural, semua pengalaman dan sejarah
kelompok-kelompok cultural dihargai dan diajarkan dalam sekolah, yang
menguatkan integritas dan pentingnya kelompok-kelompok tersebut dan
kelompok-kelompok siswa yag mengidentifikasi dengan kelompok yang lebih besar.
((Baidhawi, 2005: 10)
Kebudayaan yang ada di Indonesia, sangat mungkin
mendapatkan masukan dari kebudayaan dari luar. Dalam penggunaan bahasa
misalnya, banyak masyarakat umum, dalam berbagai kesempatan menggunakan bahasa
asing. Di dalam akulturasi kebudayaan tidak semua unsur kebudayaan asing
diterima, tetapi dilakukan seleksi unsur-unsur mana yang pantas diterima dan
elemen mana yang harus ditolak, hal mana diselaraskan dengan sikap jiwa dan mental
bangsa. (Ahmadi, 2004: 73)
Penetrasi budaya global terhadap kehidupan
masyarakat akan direspon berbeda-beda oleh kalangan pendidikan, yakni pertama,
cenderung menerima, begitu saja pola dan model budaya global yang dialirkan
melalui teknologi informasi, tanpa memahami nilai dan substansinya. Kedua,
apriori, terhadap capaian budaya dan peradaban global, semata-mata karena ia
tidak datang dari tradisi yang diikutinya selama ini. Sedangkan kelompok
ketiga, berusaha mendialogkan antara budaya global dengan budaya local sehingga
terjadi sintesis budaya yang dinamis dan harmonis. (Rahim, 2002: 421)
IV.
Penerapan budaya Islami di SMP
Negeri 7 Semarang
Budaya
atau kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok
masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai, yang tercermin
baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Zamroni (2000: 149) kultur sekolah dapat
dideskripsikan sebagai pola nilai-nilai, norma-norma, sikap, ritual, mitos dan
kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur
sekolah tersebut dipegang bersama baik kepala sekolah, guru, staf administrasi
maupun siswa, sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai
persoalan yang muncul di sekolah.
Untuk
membentengi adanya budaya luar yang negatif, SMP Negeri 7 Semarang menerapkan
budaya yang sesuai dengan ajaran Islam, yakni:
1.
Pakaian
Seringkali budaya
pakaian yang dipakai pelajar sekarang cenderung meniru gaya barat, yakni
pakaian yang menampakkan lekuk tubuhnya. Hal ini jelas bertentangan budaya
pakaian Islam. Inti dari ajaran Islam tentang pakaian adalah untuk menutup
aurat bukan mengumbar aurat. Karenanya, SMP Negeri mengeluarkan kebijakan tentang
pakaian untuk peserta didik. Sebelum tahun 2008, peserta didik SMP Negeri 7
Semarang yang laki-laki memakai celana pendek, sedangkan yang perempuan memakai
rok dibawah lutut. Setelah tahun 2008, peserta didik laki-laki dan perempuan
wajib memakai celana dan rok panjang. Meskipun
hal tersebut, belum seratus persen, sesuai dengan ajaran Islam, setidaknya
kebijakan merupakan langkah maju dibandingkan aturan sebelumnya. Di samping itu,
dalam pakaiannya baju atau celana atau rok tidak boleh terlalu ketat.
2.
Salat jamaah
Setiap hari
senin-kamis, semua peserta didik melaksanakan salat berjamaah dzuhur di
sekolah. Salat dzuhur dilaksanakan pada pukul 12.15-12.45 di mushola dan aula
SMP Negeri 7 Semarang. Tujuan dilaksanakan salat berjamaah adalah untuk
membiasakan peserta didik untuk melaksanakan salat dengan berjamaah. Sebelum
dilaksanakan salat berjamaah dzuhur, peserta didik membaca surat-surat pendek
dengan bersama-sama. Hal ini bertujuan agar anak terbiasa membaca al-Quran dan
menghafalkan.
Tidak hanya salat
dzuhur saja, tetapi salat-salat wajib yang lain. Karena keterbatan waktu, maka
pelaksanaan salat wajib selain dzuhur dilaksanakan diserahkan ke masing-masing
peserta didik dengan pengawasan dari orang tua. Untuk mengontrol
pelaksanaannya, sekolah menyediakan kertas laporan salat wajib. Dalam kertas
tersebut berisi tentang kapan peserta didik melaksanakannya salat wajib. Orang
tua memberikan tanda tangan pada halaman paling bawah pada kertas laporan
pelaksanaan salat.
3.
Salat sunah dhuha
Selain salat wajib,
peserta didik SMP 7 Semarang dibiasakan melaksanakan salat dhuha di sekolah. Salat
dhuha dilaksanakan sebelum jam pelajaran dimulai (pukul 06.15-07.00), istirahat
pertama dan kedua (09.00-09.15 dan 10.30-10.45) di mushola. Tujuan dilaksanakan
salat dhuha adalah membiasakan peserta didik agar terbiasa melaksanakan salat
sunah. Sebagai alat kontrol, sekolah menyediakan kertas laporan salat dhuha
yang formatnya digabung dengan pelaksanaan salat wajib.
4.
Membiasakan membaca al-Quran
Budaya yang dilakukan
di SMP 7 Semarang selain di atas adalah membiasakan membaca al-Quran.
Pembiasaan tersebut dilaksanakan sebelum pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
dimulai dan sebelum salat dzuhur dilaksanakan di sekolah. Selain itu juga,
diharapkan di rumah anak terbiasa membaca al-Quran. Sebagai alat kontrol
pelaksanaannya, sekolah menyediakan kertas laporan pelaksanaan membaca
al-Quran. Kertas laporannnya menyatu dengan laporan salat wajib, sunah, dan
membaca al-Quran.
5.
Dilarang membawa HP
Salah satu kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang adalah adanya HP (hand phone). HP
mempunyai dampak positif dan negatifnya. Adapun dampak positifnya adalah
memudahkan komunikasi dengan orang lain, meskipun jaraknya jauh. Dengan HP
orang dapat berkomukasi dengan orang dimanapun tempatnya dengan cara
berhubungan langsung atau melalui SMS. Selain itu HP juga menyediakan fasilitas
video, internet, games, dan lain-lain. Sedangkan negatifnya adalah HP tersebut
dimanfaatkan ke hal-hal yang kurang baik (bertentangan dengan ajaran agama
maupun Negara). Diatara dampak negatifnya adalah merekam adegan bermesraan dengan
pacar atau orang lain, menyimpan gambar atau film porno, dan lain-lain.
Untuk mengantisipasi
hal itu, SMP Negeri 7 Semarang melarang peserta didik untuk membawa HP ke
sekolah. Kalaupun terpaksa, HP nya harus dititipkan di guru bimbingan dan
koseling.
6.
Membiasakan sikap jujur
Peserta didik SMP
Negeri 7 Semarang dibiasakan dengan sikap jujur. Kejujuran tersebut
dilaksanakan di dalam kelas maupun luar kelas. Melatih kejujuran bagi peserta
didik disimbolkan dengan adanya kantin kejujuran. Dalam kantin kejujuran
tersebut, anak membeli barang di kantin yang tidak ada penjaganya. Dalam kantin
tersebut sudah ada harga yang harus dibayar. Sistem pembayaran dilakukan sendiri
oleh peserta didik dengan menaruh uang di kotak yang sudah disediakan. Kalau
ada kelebihan, peserta didik dapat mengambil uang kelebihan sendiri. Tujuan adanya
kantin kejujuran adalah melatih kejujuran peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari. Prinsip yang digunakan meskipun tidak ada penjaga kantin, peserta
didik tetap bersikap jujur. Karena meskipun tidak ada penjaga kantin, Allah
Swt, melihat gerak-gerik apa yang dikerjakan manusia.
7.
Bersalaman dengan guru dan mengucapkan
salam
Seringkali
sekarang ini, banyak peserta didik yang berani dengan guru. Untuk membekali
peserta didik terhadap hal tersebut, SMP Negeri 7 Semarang membiasakan bersalaman
dengan guru. Bersalaman tersebut dilakukan pada waktu masuk sekolah maupun
masuk kelas. Hal ini sekaligus mempunyai makna agar peserta menghormati guru. Bukan
berarti guru minta dihormati, melainkan membiasakan peserta didik agar
menghormati guru melalui cara bersalaman.
Selain
itu, peserta didik dibiasakan mengucapkan salam ketika bertemu guru maupun
dengan salam. Bertemu disini bisa dilaksakan di sekolah, kelas, maupun diluar
sekolah. Seringkali yang terjadi peserta didik, ketika bertemu dengan guru diam
atau acuh tak acuh. Untuk menghindari tersebut, maka dibiasakan mengucapkan
salam saat bertemu. Di samping dengan guru, peserta didik juga dibiasakan
mengucapkan salam kepada sesama teman. Karena seringkalali dijumpai peserta
didik saat bertemu dengan temannya, ucapannya yang keluar adalah ucapan yang
kurang baik. Karenanya, melalui budaya salam kepada orang lain dibiasakan di
SMP Negeri 7 Semarang.
V. Kesimpulan
1.
Yang dimaksud dengan pendidikan Islam
adalah suatu aktifitas atau usaha pendidikan berupa bimbingan dan pengembangan
fitrah manusia baik jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju
terbentuknya kepribadian muslim muttaqin yang bahagia baik di dunia maupun di
akhirat. Sedangkan kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh
manusia (akal budi) seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat. pandangan
hidup, pola perilaku yang secara umum yang
terdapat dalam suatu masyarakat.
2.
Dalam era globalisasi sekarang ini semua
aspek kehidupan manusia berpengaruh, termasuk di dalamnya bidang kebudayaan. Contoh
konkrit adalah adanya pertukaran kebudayaan antarnegara.
3.
Cara membentengi dampak negatif
globalisasi bidang kebudayaan, SMP Negeri 7 Semarang melakukan berbagai cara,
yakni: mengatur pakaian, salat jamaah, salat sunah dhuha, membaca al-Quran, dilarang
membawa HP, membiasakan sikap jujur, dan mengucapkan salam, bersalaman kepada
guru
Daftar
Pustaka
Ahmadi,
Abu, 2004, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Aly, Hery Noer, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos
Al-Abrasyi,
M Atiyah, 1980, Al-tarbiyah Al-Islamiyah, terjemahan Prof Bustami A.
Ghani dan Djohar Bahry LIS., Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan
Bintang, Jakarta
Al Ghazali, 1985 Permata Al Qur ‘an, CV Rajawali Jakarta
Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy, 1979,
Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
An-Nahlawi,
Abdurrahman , 1989, Usul aI-Islamiyyah Wa Asaibuha, terjemahan Drs. Hery
Noer Ali, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, CV. Diponegoro,
Bandung
Asraf, Ali, 1984, Horizon-horizon
baru Pendidikan Islam, Pustaka Firdaus: Jakarta
Baidhawi, Zakiyuddin, 2005, Pendidikan
Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga.
Bastaman, Hanna Djumhana, 1995, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju
Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Batubara,
Muhyi, 2004, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press
Daradjat, Zakiah, dkk, 1996, Ilmu
Pendidikan Islam, Bumi Aksara bekerjasama dengan Binbaga Depag RI Jakarta. 1996
Hidayatullah, Syarif, 2000, Intelektualisme
dalam Perspektif Neo-Modernisme PT. Tiara Wacana, Yogyakarta
Jalaludin,
2001, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Mansur, 2005, Paradigma Pendidikan
Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Era Globalisasi, Semarang:
International Journal Ihya ‘Ulum al-Din.
Marimba,
D Ahmad, 1986, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif
Langgulung, Hasan, 1986, Manusia dan
Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Filsafat Pendidikan, Pustaka
Al-Husna, Jakarta
Langgulung,
Hasan, 1995, Beberapa Permikiran Tentang Pendidikan Islam PT. Al
Ma’arif, Bandung
Nasution,
S, 1995, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Oxford
Learners Pocket Dictionary, 2003, UK: Oxford University Press
Prihantoro, Nur Achmad, (http://www.gagasmedia.com/serba-serbi/penulis/memahami-arti-kebudayaan.html)
diakses tanggal 17 Maret 2011
Rahim, Husni, 2002, Pendidikan Islam
di Indonesia Keluar dari Eksklusivisme dalam Pendidikan untuk Masyarakat
Indonesi Baru, Jakarta: Grasindo
Shihab,
Quraisy, 2000, Wawasan Al-Qur’an, Bandung:
Mizan
Soebahar,
Moh. Erfan, 2000, Manusia Seutuhnya, CV.
Semarang: Bima Sejati, 2000
Thoha, M. Chabib, 1995, Kapita
Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta:
Pusat Bahasa.
Zamroni,
2000, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: BIGRAF Publishing
Yaqin, M. Ainul, 2007, Pendidikan
Multikultural: Crosscultural Understanding untuk Demokrasi dan keadilan, Yogyakarta:
Pilar Media.
Zaini, Syahminan. 1986,
Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Zuhairini, dkk. , 1994,
Filsafat Pendidikan Islam., Bumi Aksara. Jakarta
No comments:
Post a Comment