ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1) E. B. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2) R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dan lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang paling sederhana menuju ke tahapan yang lebih kompleks.

B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan al Kroeber (Antropolog) menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian pula Jj. Honigmann dalam bukunya The World of Man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact. Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:
1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana ke-budayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tape, dan hardisc komputer. Kesimpulannya, budaya ideal ini adalah merupakan perwujudan dari kebudayaan yang bersifat abstrak.
2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat. Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang terakhir ini disebut pula kebudayaan fisik. Di mana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam ma-syarakat). Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil. Contohnya: Candi Borobudur (besar), kain batik, dan kancing baju (kecil), teknik bangunan misalnya, cara pembuatan tembok dengan fondasi rumah yang berbeda bergantung pada kondisi. Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat kon-kret, dalam bentuk materi/artefak.

C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dan segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masya-rakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar;
b. Alam flora di daerah tempat tinggal;
c. Alam fauna di daerah tempat tinggal;
d. Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia;
f. Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia;
g. Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu:
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), seperti kursus kursus, penataran-pena-taran, dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolis.

2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap pen-ting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan me-miliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai-moral atau etis), religius (nilai agama).

C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu:
a) Hakikat hidup manusia (MH)
b) Hakikat karya manusia (MK)
c) Hakikat waktu manusia (MW)
d) Hakikat alam manusia (MA)
e) Hakikat hubungan antarmanusia (MM)
3. Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam men-jawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok, atau bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk meng-hambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang mampu memberiikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari perma-salahan hidup dan kehidupan.
5. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari sepe-rangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
    Persepsi terdiri atas:
1) persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indra
    manusia;
2) persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain;
3) persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat
   lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
6. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropologi) berasal dan bahasa Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, kebudayaan Batak dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat oleh orang Batak, bahwa watak orang Jawa memancarkan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial.

D. SIFAT – SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebu-dayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

E. SISTEM BUDAYA
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan, dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Unsur pokok kebudayaan (menurut Bronislaw Malinowski):

Dokument Asli Tersedia di Google Document
Share this article :
5
Related Articles
·                     Patologi Sosial 3 - Perjudian (ISBD)
·                     Patologi Sosial 2 - Pelacuran (ISBD)
·                     Patologi Sosial 1 - Korupsi (ISBD)
·                     Manusia dan Kebudayaan.
·                     Patologi Sosial Dan Masalah Sosial (ISBD)
·                     Manusia dan Kelemahannya (ISBD)
Diposkan oleh Achluddin Ibnurochim di 7/17/2012 
Label: ISBD
Post a Comment
For yout correction, write your comment in here. Thank you.
(Tulislah komentar anda di sini untuk perbaikan. Terima kasih)


====================================
Hubungan manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.

  • Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan         
1)       Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)       Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)       Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4)       Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)        Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
 ========================================================================


DAFTAR PUSTAKA


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manusia dan Budaya
B.     Fungsi Budaya bagi  Manusia
C.     Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan
BAB III PENUTUP.
A.     Kesimpulan
B.     Saran
REFERENSI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan.



Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan landasan diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kita bahas sebagai berikut:
  1.  Apa yang dimaksud manusia dan budaya?
  2. Apa fungsi budaya bagi manusia?
  3. Jelaskan hubungan manusia dengan kebudayaan?


Itulah kedua permasalahan yang akan kita bahas satu persatu dalam bab berikutnya.


C. Tujuan 
  1.  Mengerti dan memahami pengertian manusia dan budaya
  2. Memahami dari fungsi budaya dalam kehidupan kita
  3. Memahami dan menjelaskan hubungan manusia dengan kebudayaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia dan Budaya

1. Pengertian Manusia

Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.



Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Dan juga manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.



2. Pengertian Budaya

Budaya = cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqofah (bahasa Arab), berasal dari bahasa Latin “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.



Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.



Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai perkembangan dari kata budidaya, yang berarti daya dan budi. Maka dari itu dibedakanlah antara pengertian budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta karsa dan rasa, sedangkan budaya merupakan hasil dari budaya atau hasil cipta, karsa dan rasa.



Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :

1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.

2. Wujud sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret.  
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.

B. Fungsi Budaya bagi Manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya. Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan.


Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalam masyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam pergaulan hidup.

Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.
kebudayaan berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
3. Pembimbing kehidupan manusia
4. Pembeda antar manusia dan binatang

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan (habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur baginya

C. Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Akal budi merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Akal juga adalah kemampuan dari manusia untuk berfikir sebagai kodrat. Budi artinya akal juga atau suatu bagian dari kata hati manusia yang berupa panduan akal serta perasaan yang mampu membedakan baik dan buruk. Dengan akal dan budi inilah manusia mampu menciptakan bebagai hal antara lain  :
- Menciptakan
- Kreasi
- Memperlakukan
- Memperbaruhi
- Memperbaiki
- Mengembangkan dan 
- Meningkatkan sesuatu

Sedangkan ditinjau dari sudut antropologi, manusia dapat di klarifikasi dari dua jenis:
-  manusia sebagai makhluk biologi
- manusia sebagai makhluk sosio-budaya

Manusia sebagai makhluk biologi , bahwa manusia dapat dipelajari dari sisi ilmu biologi dan anatomi. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosio-budaya yaitu manusia dipelajari dalam sudut pandang antropologi budaya. Antropologi budaya sendiri menyelidiki mengenai seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia menggunakan akal budi dan struktur fisiknya untuk mengubah lingkungannya berdasarkan pengalaman.  Juga memahami serta menuliskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.

        Pada akhirnya terdapat suatu konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisis masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberikan gambaran bahwa hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedangkan pada hewan tidak memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia yang memiliki kebudayaan? Kenapa hanya manusia yang berkebudayaan sedangkan hewan tidak berkebudayaan? Padahal dilihat dari segi jasmaniah tidak ada perbedaan yang prinsipal antara hewan dan manusia.

Apabila diteliti dengan sunggug-sungguh perbedaan akan tampak pada hakikat manusia, yaitu sesuatu yang tidak dimiki oleh hewan manapun tetapi hanya ada pada manusia. Sesuatu yang membedakan secara mutlak atara keduanya. Ialah jiwa, manusia mempunya jiwa sedangnkan hewan tidak memilikinya.

      Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Hewan yang tidak mempunyai jiwa tidak pula akan mempunyai kebudayaan. Kesimpulannya: jiwa yang sesungguhnya memyebabkan adanya kebudayaan. Yang membedakan manusia dan hewan secara abstrak adalah jiwa yang merupakan sumber dan ciptaan kebudayaan

Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia yang membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:
 1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
 2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1) penganut kebudayaan
2)  pembawa kebudayaan
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan 


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya
B. Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia





 ========================================================================
`abu, 01 Februari 2012
MAKALAH ISBD : MANUSIA & BUDAYA

KATA PENGANTAR
         
Dengan terselesaikannya makalah dengan Judul “Manusia dan Budaya”, patutnya bagi kami penulis untuk mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmatNYA, karena dengan ilmunya kami dapat belajar banyak tentang ilmu sosial dan budaya.
            Kami para penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak H. Hadi Maryono, selaku dosen mata kuliah ISBD dikelas kami, yang telah memberikan tugas dan bimbingan kepada kami untuk menulis makalah ini sehingga kami dapat mendapatkan ilmu sosial budaya mengenai manusia dan kebudayaan secara lebih mendalam.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Karena dengan kita mengenal dan memahami budaya bangsa kita, kita dapat turut untuk melestarikannya.
Penulis dengan segala kerendahan hatidan kesadaran menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang disana-sini masih terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu para penulis denagn senang hati mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan buku ini.










                                                                                                            Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
I.                   LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia dapat dikatakan kompleks dapat ditinjau dari segi fisik, kebutuhan hidup. Pola perilaku, daya nalar dan kehidupan yang dihadapi. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk paling tinggi dibandingkan makhluk lain. Tinggi harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi. Manusia dan budaya adalah salah satu kajian  yang dapat digunakan untuk mengkaji manusia sebagai makhluk yang menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab. Sebagai makhluk yang memiliki budaya dan menciptakan budaya untuk kehidupan mereka, manusia selalu berusaha menggunakan akal budinya untuk berinovasi mengembangkan budayanya.
Manusia adalah makhluk yang sangat rumit. Karena sampai saat ini belum ada jawaban yang memuaskan tetang, siapa manusia itu. Louis Leahy seperti dikutip oleh Usman Pelly dkk (1994:1) mengemukakan bahwa manusia terdiri dari badan dan jiwa, “materi dan roh”. Dengan roh yang dimilikinya manusia dapat menggunakan akalnya tersebut untuk berkehidupan sosial, mendayagunakan alam yang telah disediakan oleh Allah untuk mereka kelola dan rohlah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainnya seperti tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki akal. Dengan akal yang dimiliki tersebut, manusia dapat berkembang dari waktu ke waktu. Dari perkembangan manusia itulah timbullah kebudayaan dalam kehidupan manusia. Membudayakan manusia merupakan tuntutan kodratnya sebagai makhluk berakal budi.definisi kata Budaya pada dasarnya banyak sekali jika ditinjau


BAB II
ISI
A.                  Pengertian Budaya
Definisi kata Budaya pada dasarnya banyak sekali jika ditinjau dari berbagai aspek bidang ilmu dan dari para ahli yang mempunyai latar belakang ilmu yang berbeda. Berikut penjelasan beberapa para ahli mengenai definisi Budaya dan kebudayaan:
a.                   Bardy dkk (1997:7) menjelaskan budaya merupakan kerangka yang tidak terlihat secara terus-menerusdan mendalam mempengaruhi individu dalam masyarakat.
b.                  Koentjaraningrat (1983:7) menjelaskan kata kebudayaan berasal dari kata budayyah (bahasa snksekerta)bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi dan akal.
c.                   P. J Zoetmulder seperti dikutip Koentjarningrat (1990:81) membedakan budaya dan kebudayaan. Budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi, yang berupa cipta, rasa dan karsa. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan rasa.
d.                  M.J. Langenveld seorang filosof menjelaskan kebudayaan merupakan perwujudan dari nilai-nilai dan produknya.
e.                  Koentjaraningrat seorang antropolog menjelaskan kebudayaan dalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik ddiri manusia dengan belajar.
f.                    Zoetmulder menjelaskan kebudayan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budiawan dari kemungkinan-kemungkinan dan tenaga-tenaga alam, terutama alam manusia sehingga ia merupakan suatu kesatuan harmonis.
g.                   Marran (1999) menjelaskan kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara manusia membangunalam guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta tujuan hidupnya yang terlihat secara proses humanisasi.
h.                  Djojodigoeno(1958) menjelaskan “budaya” adalah “daya” dan “budi” berupa cipta, rasa dan karsa. Sedangkan cipta, rasa dan karsa bersumber dari jiwa.
Jadi budaya merupakan sesuatu yang setiap orang mengambil bagian, dengan kata lain manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Manusia menciptakan kebudayaan itu sesungguhnya mengubah kenyataan yang sudah ada, kenyataan tesebut adalah alam sekitar kita dimana manusia menempatinya.

B.                  Fungsi Indera, Akal dan Budi
1.      Fungsi Indera
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :
1.        Indera Penglihatan / Penglihat = Mata           
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
2.      Indera Penciuman / Pencium = Hidung         
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
3. Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
4.    Indera pendengaran = Telinga
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
5.    Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :
1.      Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
2.      Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
3.      Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Kelima jenis alat indera tersebutlah yang digunakan manusia untuk menciptakan kebudayaannya. Tanpa adanya indera-indera tersebut manusia akan kesulitan bahkan tidak mampu untuk menciptakan budaya untuk hidup sosial bermasyarakat, menciptakan kemajuan dalam bidang IPTEK dan mengelola bumi ini. sehingga indera sangat penting bagi kehidupan manusia.

2.      Fungsi Akal
Hendaklah diketahui bahawa akal memainkan peranan penting dalam memahami hakikat ketuhanan dan Tuhan itu sendiri. Akal adalah merupakan pintu pertama dalam menegenal Tuhan. Karena dengan akal kita dapat merasakan adanya roh di dalam jiwa kita masing-masing. Akal yang membuat kita dapat berfikir mana yang baik dan mana yang buruk karena gerakan fisik kita dimulai dari pemikiran dari akal kita. Dengan akal kita juga dapat mengingat sesuatu yang pernah kita alami.
Hakikat akal
Akal adalah satu satu daya yang dicipta ALLah Taala bagi manusia untuk memikir, mengkaji dan memahami sesuatu mengikut syarat-syaratnya yang tertentu. Ini adalah makna umumnya. Dari segi kewujudan,akal adalah satu makna halus yang menjadi rahasia ALLah Taala. Dalam al-Quran ALLah Taala telah menjelaskan jisim halus dengan FirmanNya yang bermaksud “Apabila mereka bertanya kepada engkau (wahai Muhammad) tentang roh, katakanlah: Roh itu urusan Tuhan. Dan kamu hanya diberitahu sedikit sahaja” (al-Isra’ :85). Maka jisim halus itu berfungsi kepada empat fungsi iaitu sebagai hati, roh, nafsu dan akal. Maka akal itu adalah sebangsa dengan hati, roh dan nafsu Cuma berlainan fungsi.
Wassalam. DR. Hasan Abdurrahman Habnakah Al Madani dalam bukunya yang berjudul “Al-Akhlaq Al Islamiyah wa Asasuha” memberi informasi akal yang mempunyai kemampuan melahirkan kebijakan yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, harus memiliki dua fungsi, ialah: Akal pengetahuan dan akal kemauan.
Fungsi dari dua akal tersebut, ialah:
1. Akal Pengetahuan : Berfungsi sebagai ruang yang memuat dan memahami kebijakan yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah
2. Akal kemauan : Berfungsi sebagai pelaksana kebijakan yang tetapkan oleh akal pengetahuan
Bagi orang-orang yang menginginkan kesuksesn  dunia akhirat harus memiliki dua fungsi akal tersebut, kalau tidak maka akan mengakibatkan ketimpangan, sebagaimana dapat Anda lihat dalam contoh di bawah ini:
a.  Seorang pencuri yang  mengetahui bahwa aktivitas mencuri adalah haram, maka akal pengetahuannya bekerja 100%, akan tetapi dia melanjutkan aktivitas pencuriannya, karena akal kemauannya tidak bekerja (0%)
b. Tukang sulap yang tidak tidur dan juga tidak tenang, kecuali jika telah memakai jimat sebelum tidur, maka akal pengetahuannya tidak bekerja sama sekali (0%), sedangkan akal kemauannya bekerja 100%.
Dengan akal mansia akan terus mengembangkan kehidupannya, dengan menggunakan akal untuk bisa berkomunikasi dengan manusia yang lain, manusia dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuannya. Tetapi kemajuan tersebut diharapkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia bukan sebaliknya.
3.      Fungsi Budi
Budi berarti alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan akal budilah manusia dapat meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tertinggi di bumi ini. Karena hanya manusiala makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai akal budi untuk berpikir dalam segala tindakan yang akan di lakukannya. Apabila manusia tidak menggunakan akal budinya dalam kehidupannya sehari-hari atau bahkan melanggar norma manusia tersebut dapat dikatakanan  seperti hewan karena hewan tidak memiliki akal budi.
Jadi fungsi akal dan budi mnusia adalah menunjukkan martabat manusia dan kemanusiaan, sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.
C.                  Manusia Pencipta Budaya
Kebudayaan yang telah diciptakan manusia terdiri dari tiga wujud, yaitu: 1.) kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, norma-norma peraturan dan sebagainya. Kebudayaan wujud ini disebut kebudayaan ideal yang berfungsi untuk mengatur tata kelakuan, mengenali memberi arah dan mengendalikan perbuatan dan perilaku manusia; 2.) kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan yang berpola manusia dalam masyarakat. Wujud ini bersifat konkrit terjadi disekitar kita dan berlangsung sehari-hari, kebudayaan ini sering disebut sistem sosian. Kebudayaa ini berisikan interaksi antar manusai, hubungan sosial dan pergaulan; 3.)kebudayaan sebagai hasil karya manusia. Kebudayaan ini bersifat konkrit  atau nyata. Kebudayaan ini berupa allat-alat dari akyivitas manusia, perbuatan dan karya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Koenjaraningrat, kebudayaan juga memiliki unsur-unsur yang bersifat universal yang disebut fungsi pokok, meliputi antara lain:
a.       Sistem religi dan upacara keagamaan, misal; upacara kematian, ritual menolak hujan, upacara keagamaan dll.
b.      Sistem dan organisasi masyarakat, misal; kekerabatan, sistem warisan dll.
c.       Sistem pengetahuan, misal; perbintangan, ilmu bercocok tanam, perdagangan dll.
d.      Bahasa sebagai medi komunikasibahasa tulis dan bahasa lisan.
e.       Kesenian, misal; seni rupa, seni musik, seni gerak dll.
f.       Sistem mata pencaharian hidup, misal; pertamanan, peternaan ddd.
g.      Sistem teknologi dan peralatan, misal; teknik pembuatan alat pertanian, teknik perikanan, teknik membuat alat menangkap ikan dll.
Masing-masing unsur di atas saling mempengaruhi satu sama lain. Apabila ada satu unsur yang berubah maka akan ad unsur yang mengalami perubahan juga, karena saling memberikan konstribusinya masing-masing.
Dapat disimpulkan bahwa budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memenuhi keinginan-keinginan hidupnya. Budaya diperoleh dengan cara belajar dan budaya tidak tetap tetapi selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan yang terjadi pada akal manusia. Seperti dapat kita lihat dalam era globalisasi saat ini, sudah terjadi berbagai macm modernisasi di berbagai aspek kehidupan mulai dari alat-alat dapur hingga alat-alat pertanian yang semula menggunaka cangkul untuk mengolah sawah kini telah menggunakan traktor untuk membajak tanah sawah. Penggatian alat-alat tradisional tersebut tidak semata hanya membawa dampak positif bagi kehidupan manusai, melainkan juga membawa dapat yang kurang baik, seperti mulai menghilangnya rasa kegotongroyongan dala masyarakat, semkin benyaknya pengangguran karena banyaknya penggunaan mesein-mesein sebagai pengganti tenaga manusis.
Demikian manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Budaya selalu berubah sewaktu-waktu seiring dengan perubahan akal manusia. Karena kebutuhan manusia juga akan terus berkembang dari hal yang sederhana menjadi sangat kompleks.
D.                  Konsep-Konsep hidup Bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri karena manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu manusia selalu hidup berkelompok. Kelompok-kelompok manusia tersebut dinamakan masyarakat. Definisi masyarakat sendiri adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh identitas bersama (Koentjaraningrat,1980;160) dalam hidup bermasyarak manusia memiliki beberapa konsep atau rambu-rambu agar hidup mereka tetap terarah dan harmonis. Karena di dalam sebuah masyarakat selalu terjadi interaksi antar manusia satu dengan manusia yang lainnya, tedapat ikatan pola perilaku yang khusus atau khas di dalam semua aspek dan adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu menjadi anggota kelompoknya. Konsep-konsep hidup bermasyarakat antara lain:
1.      Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan tindakan baik yang seharusnya dilakukan oleh setiap manusia dalam semua tindakannya. Keadilan berasal dari kata adil yang artinya memberikan apa yang menjadi haknya(Natanegoro;1969). Implementasi dari konsep keadilan itu sendiri harus berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan baik buruk dan tidak semata-mata hanya berdasarkan kepada konsep keadilan secara itam putih. Dimana kebajikan itu merupaka segenap citi-cita moralitas sebagai suatu keseluruhan tungggal dimasukkan dalam konsep keadilan  maka makna keadilan menjadi rihteousness yang artinya kebenaran atas dasar kebaikan dan bukan suatu kebenaran ilmiah.
Hakekat keadilan terwujud apabila seseorang atau kelompok orang berperilaku sesuai dengan hak dan kewajibannya dan sesuai peranannya masing-masing. Tindakan yang dilakukannya tersebut juga tidak merugikan orang lain. Manusia yang selalu menjalankan sikap adil dalam hidupnya, ia akan merasa aman dan sejahtera. Terlebih lagi apabila keadilannya tersebut dapat ia gunakan untuk membantu meringankan beban orang lain. Keadilan akan terwujud jika masing-masing memiliki pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
2.      Manusia dan Tanggung Jawab
Keberadaan dan adanya manusia di dunia ini tidak lain adalah untuk mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. menjadi seorang manusia yang sehat jiwa dan raganya, ia selalu mempunyai tanggung jawab baik tanggung jawab tehadap dirinya sendiri maupun terhadap manusia lainnya.
Kata tanggung jawab sendiri memiliki arti yaitu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Setiap manusia tak ada yang hidup sendiri, mereka selalu hidup sosial atau dalam sebuah kelompok. Karena mereka hidup berkelompok maka dari sanalah mereka mempunyai berbagai macam tanggung jawab bukan hanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi juga kepada kelompoknya, keluarga dan sebagainya.
Tanggung jawab manusia dalam hidupnya ada empat macam yaitu, tanggungjawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada bangsa/negara, tanggung jawab kepada Tuhan YME yang telah meciptakannya. Dasar adanya tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya yaitu karena eksistensinya dan keinginannya untuk menjadi manusia yang baik dan memperoleh kebahagiaan.
3.      Manusia dan Pengabdian
Definisi pengabdian adalah proses, perbuatan, cara mengabdi atau mengabdikan. Seseorang dapat memilih mementingkan kepentingan pribadinya sendiri atau lebih mementingkan kepentingan umum, dalam memilih tersebut adalah hak mereka masing-masing. Hal yang dapat menjadikan seseorang mau mengabdi atau tidak adalah cinta, kasih, keyakinan dan tanggung jawab. Manusia yang paling utama haruslah mengabdi kepada Tuhannya karena telah menciptakannya dan meberikannya kehidupan. Selain itu manusia juga harus mengabdi terhadap keluarga yang telah membesarkannya  karena di dalam keluargalah seoarang anak dapat tumbuh besar dan mendapat pendidikan karena mereka dirawat oleh kedua orangnya dengan penuh tanggungjawab, sehingga seorang anak harus mengabdi kepaa keluarganya. Dan mengabdi kepada negara yang menjadi tanah airnya tempat kita semua bernaung dalam kedaulatannya, sehingga dalam keadaan negara bagaimanapun kita harus mengabdi dengan hal-hal yang positif tanpa membuat keburukan bagi negara kiata.
Untuk menjalankan pengabdiannya manusia harus tulus ikhlas dalam melaksanakannya dengan rasa senang hati, karena dengan itu pakerjaan pengabdian yang rasanya berat akan terasa ringan dan menyenagkan.t tugas pengabdian adalah tugas-tugas yang mulia dan akan menjadikan kebahagiaan serta kedamaian jika semua manusia dapat  mengabdi secara benar dan tidak menyalahi aturan.
4.      Pandangan Hidup
Pandangan hidup biasanya mengandung sebagian nilai yang dianut masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh individu dan golongan-golongan dalan masyarakat. Pandangan hidup berbeda dengan dengan sistem nilai budaya. Sistem nilai merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat. Sedangkan pandangan hidup merupakan suatu sistem pedoman yang di anut oleh golongan-golongan lebih sempit lagi individu-individu dalam masyarakat. Jadi sebenarnya yang di anut oleh masyarakat adalah pandangan hidup golongan tertentu bukan pandangan masyarakat secara umum.
Bangsa kita mempunyai ideologi yang merupakan pandangan hidup bangsa yang telah dicetuskan oleh para pendiri bangsa kita, tetapi belum tentu semua masyarakat bangsa ini sepadan pandangannya dengan pandangan hidup tersebut. Dan manusia dalam satu negara ini juga memiliki pandangan hidupnya masing-masing, seperti orang jawa mempunyai pandangan hidupnya sendiri seperti becik ketieik ala ketara, yaitu hal yang baik pasti di ingat sedangkan hal buruk pasti juga akan terlihat. Karena untuk itu marilah kita semua berbuat baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga unuk sesama manusia, alam sekitar kita dan Tuhan YME.
5.      Manusia dengan Cinta Kasih , Keindahan dan Kegelisahan Dalam Hidupnya
Menurut Aristoteles tujuan tertinggi dalam hidup manusia adalah untuk mecapai kebahagiaan hidup. 




abu, 01 Februari 2012
MAKALAH ISBD : MANUSIA & BUDAYA

KATA PENGANTAR
         
Dengan terselesaikannya makalah dengan Judul “Manusia dan Budaya”, patutnya bagi kami penulis untuk mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmatNYA, karena dengan ilmunya kami dapat belajar banyak tentang ilmu sosial dan budaya.
            Kami para penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak H. Hadi Maryono, selaku dosen mata kuliah ISBD dikelas kami, yang telah memberikan tugas dan bimbingan kepada kami untuk menulis makalah ini sehingga kami dapat mendapatkan ilmu sosial budaya mengenai manusia dan kebudayaan secara lebih mendalam.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Karena dengan kita mengenal dan memahami budaya bangsa kita, kita dapat turut untuk melestarikannya.
Penulis dengan segala kerendahan hatidan kesadaran menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang disana-sini masih terdapat kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu para penulis denagn senang hati mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan buku ini.










                                                                                                            Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
I.                   LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia dapat dikatakan kompleks dapat ditinjau dari segi fisik, kebutuhan hidup. Pola perilaku, daya nalar dan kehidupan yang dihadapi. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk paling tinggi dibandingkan makhluk lain. Tinggi harkat dan martabat manusia karena manusia mempunyai akal budi. Manusia dan budaya adalah salah satu kajian  yang dapat digunakan untuk mengkaji manusia sebagai makhluk yang menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab. Sebagai makhluk yang memiliki budaya dan menciptakan budaya untuk kehidupan mereka, manusia selalu berusaha menggunakan akal budinya untuk berinovasi mengembangkan budayanya.
Manusia adalah makhluk yang sangat rumit. Karena sampai saat ini belum ada jawaban yang memuaskan tetang, siapa manusia itu. Louis Leahy seperti dikutip oleh Usman Pelly dkk (1994:1) mengemukakan bahwa manusia terdiri dari badan dan jiwa, “materi dan roh”. Dengan roh yang dimilikinya manusia dapat menggunakan akalnya tersebut untuk berkehidupan sosial, mendayagunakan alam yang telah disediakan oleh Allah untuk mereka kelola dan rohlah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainnya seperti tumbuhan dan hewan yang tidak memiliki akal. Dengan akal yang dimiliki tersebut, manusia dapat berkembang dari waktu ke waktu. Dari perkembangan manusia itulah timbullah kebudayaan dalam kehidupan manusia. Membudayakan manusia merupakan tuntutan kodratnya sebagai makhluk berakal budi.definisi kata Budaya pada dasarnya banyak sekali jika ditinjau


BAB II
ISI
A.                  Pengertian Budaya
Definisi kata Budaya pada dasarnya banyak sekali jika ditinjau dari berbagai aspek bidang ilmu dan dari para ahli yang mempunyai latar belakang ilmu yang berbeda. Berikut penjelasan beberapa para ahli mengenai definisi Budaya dan kebudayaan:
a.                   Bardy dkk (1997:7) menjelaskan budaya merupakan kerangka yang tidak terlihat secara terus-menerusdan mendalam mempengaruhi individu dalam masyarakat.
b.                  Koentjaraningrat (1983:7) menjelaskan kata kebudayaan berasal dari kata budayyah (bahasa snksekerta)bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi dan akal.
c.                   P. J Zoetmulder seperti dikutip Koentjarningrat (1990:81) membedakan budaya dan kebudayaan. Budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi, yang berupa cipta, rasa dan karsa. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan rasa.
d.                  M.J. Langenveld seorang filosof menjelaskan kebudayaan merupakan perwujudan dari nilai-nilai dan produknya.
e.                  Koentjaraningrat seorang antropolog menjelaskan kebudayaan dalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik ddiri manusia dengan belajar.
f.                    Zoetmulder menjelaskan kebudayan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budiawan dari kemungkinan-kemungkinan dan tenaga-tenaga alam, terutama alam manusia sehingga ia merupakan suatu kesatuan harmonis.
g.                   Marran (1999) menjelaskan kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara manusia membangunalam guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan serta tujuan hidupnya yang terlihat secara proses humanisasi.
h.                  Djojodigoeno(1958) menjelaskan “budaya” adalah “daya” dan “budi” berupa cipta, rasa dan karsa. Sedangkan cipta, rasa dan karsa bersumber dari jiwa.
Jadi budaya merupakan sesuatu yang setiap orang mengambil bagian, dengan kata lain manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Manusia menciptakan kebudayaan itu sesungguhnya mengubah kenyataan yang sudah ada, kenyataan tesebut adalah alam sekitar kita dimana manusia menempatinya.

B.                  Fungsi Indera, Akal dan Budi
1.      Fungsi Indera
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :
1.        Indera Penglihatan / Penglihat = Mata           
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
2.      Indera Penciuman / Pencium = Hidung         
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
3. Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
4.    Indera pendengaran = Telinga
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
5.    Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :
1.      Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
2.      Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
3.      Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.
Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Kelima jenis alat indera tersebutlah yang digunakan manusia untuk menciptakan kebudayaannya. Tanpa adanya indera-indera tersebut manusia akan kesulitan bahkan tidak mampu untuk menciptakan budaya untuk hidup sosial bermasyarakat, menciptakan kemajuan dalam bidang IPTEK dan mengelola bumi ini. sehingga indera sangat penting bagi kehidupan manusia.

2.      Fungsi Akal
Hendaklah diketahui bahawa akal memainkan peranan penting dalam memahami hakikat ketuhanan dan Tuhan itu sendiri. Akal adalah merupakan pintu pertama dalam menegenal Tuhan. Karena dengan akal kita dapat merasakan adanya roh di dalam jiwa kita masing-masing. Akal yang membuat kita dapat berfikir mana yang baik dan mana yang buruk karena gerakan fisik kita dimulai dari pemikiran dari akal kita. Dengan akal kita juga dapat mengingat sesuatu yang pernah kita alami.
Hakikat akal
Akal adalah satu satu daya yang dicipta ALLah Taala bagi manusia untuk memikir, mengkaji dan memahami sesuatu mengikut syarat-syaratnya yang tertentu. Ini adalah makna umumnya. Dari segi kewujudan,akal adalah satu makna halus yang menjadi rahasia ALLah Taala. Dalam al-Quran ALLah Taala telah menjelaskan jisim halus dengan FirmanNya yang bermaksud “Apabila mereka bertanya kepada engkau (wahai Muhammad) tentang roh, katakanlah: Roh itu urusan Tuhan. Dan kamu hanya diberitahu sedikit sahaja” (al-Isra’ :85). Maka jisim halus itu berfungsi kepada empat fungsi iaitu sebagai hati, roh, nafsu dan akal. Maka akal itu adalah sebangsa dengan hati, roh dan nafsu Cuma berlainan fungsi.
Wassalam. DR. Hasan Abdurrahman Habnakah Al Madani dalam bukunya yang berjudul “Al-Akhlaq Al Islamiyah wa Asasuha” memberi informasi akal yang mempunyai kemampuan melahirkan kebijakan yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, harus memiliki dua fungsi, ialah: Akal pengetahuan dan akal kemauan.
Fungsi dari dua akal tersebut, ialah:
1. Akal Pengetahuan : Berfungsi sebagai ruang yang memuat dan memahami kebijakan yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah
2. Akal kemauan : Berfungsi sebagai pelaksana kebijakan yang tetapkan oleh akal pengetahuan
Bagi orang-orang yang menginginkan kesuksesn  dunia akhirat harus memiliki dua fungsi akal tersebut, kalau tidak maka akan mengakibatkan ketimpangan, sebagaimana dapat Anda lihat dalam contoh di bawah ini:
a.  Seorang pencuri yang  mengetahui bahwa aktivitas mencuri adalah haram, maka akal pengetahuannya bekerja 100%, akan tetapi dia melanjutkan aktivitas pencuriannya, karena akal kemauannya tidak bekerja (0%)
b. Tukang sulap yang tidak tidur dan juga tidak tenang, kecuali jika telah memakai jimat sebelum tidur, maka akal pengetahuannya tidak bekerja sama sekali (0%), sedangkan akal kemauannya bekerja 100%.
Dengan akal mansia akan terus mengembangkan kehidupannya, dengan menggunakan akal untuk bisa berkomunikasi dengan manusia yang lain, manusia dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuannya. Tetapi kemajuan tersebut diharapkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia bukan sebaliknya.
3.      Fungsi Budi
Budi berarti alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan akal budilah manusia dapat meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tertinggi di bumi ini. Karena hanya manusiala makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai akal budi untuk berpikir dalam segala tindakan yang akan di lakukannya. Apabila manusia tidak menggunakan akal budinya dalam kehidupannya sehari-hari atau bahkan melanggar norma manusia tersebut dapat dikatakanan  seperti hewan karena hewan tidak memiliki akal budi.
Jadi fungsi akal dan budi mnusia adalah menunjukkan martabat manusia dan kemanusiaan, sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.
C.                  Manusia Pencipta Budaya
Kebudayaan yang telah diciptakan manusia terdiri dari tiga wujud, yaitu: 1.) kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, norma-norma peraturan dan sebagainya. Kebudayaan wujud ini disebut kebudayaan ideal yang berfungsi untuk mengatur tata kelakuan, mengenali memberi arah dan mengendalikan perbuatan dan perilaku manusia; 2.) kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan yang berpola manusia dalam masyarakat. Wujud ini bersifat konkrit terjadi disekitar kita dan berlangsung sehari-hari, kebudayaan ini sering disebut sistem sosian. Kebudayaa ini berisikan interaksi antar manusai, hubungan sosial dan pergaulan; 3.)kebudayaan sebagai hasil karya manusia. Kebudayaan ini bersifat konkrit  atau nyata. Kebudayaan ini berupa allat-alat dari akyivitas manusia, perbuatan dan karya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Koenjaraningrat, kebudayaan juga memiliki unsur-unsur yang bersifat universal yang disebut fungsi pokok, meliputi antara lain:
a.       Sistem religi dan upacara keagamaan, misal; upacara kematian, ritual menolak hujan, upacara keagamaan dll.
b.      Sistem dan organisasi masyarakat, misal; kekerabatan, sistem warisan dll.
c.       Sistem pengetahuan, misal; perbintangan, ilmu bercocok tanam, perdagangan dll.
d.      Bahasa sebagai medi komunikasibahasa tulis dan bahasa lisan.
e.       Kesenian, misal; seni rupa, seni musik, seni gerak dll.
f.       Sistem mata pencaharian hidup, misal; pertamanan, peternaan ddd.
g.      Sistem teknologi dan peralatan, misal; teknik pembuatan alat pertanian, teknik perikanan, teknik membuat alat menangkap ikan dll.
Masing-masing unsur di atas saling mempengaruhi satu sama lain. Apabila ada satu unsur yang berubah maka akan ad unsur yang mengalami perubahan juga, karena saling memberikan konstribusinya masing-masing.
Dapat disimpulkan bahwa budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia untuk memenuhi keinginan-keinginan hidupnya. Budaya diperoleh dengan cara belajar dan budaya tidak tetap tetapi selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan yang terjadi pada akal manusia. Seperti dapat kita lihat dalam era globalisasi saat ini, sudah terjadi berbagai macm modernisasi di berbagai aspek kehidupan mulai dari alat-alat dapur hingga alat-alat pertanian yang semula menggunaka cangkul untuk mengolah sawah kini telah menggunakan traktor untuk membajak tanah sawah. Penggatian alat-alat tradisional tersebut tidak semata hanya membawa dampak positif bagi kehidupan manusai, melainkan juga membawa dapat yang kurang baik, seperti mulai menghilangnya rasa kegotongroyongan dala masyarakat, semkin benyaknya pengangguran karena banyaknya penggunaan mesein-mesein sebagai pengganti tenaga manusis.
Demikian manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Budaya selalu berubah sewaktu-waktu seiring dengan perubahan akal manusia. Karena kebutuhan manusia juga akan terus berkembang dari hal yang sederhana menjadi sangat kompleks.
D.                  Konsep-Konsep hidup Bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri karena manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu manusia selalu hidup berkelompok. Kelompok-kelompok manusia tersebut dinamakan masyarakat. Definisi masyarakat sendiri adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh identitas bersama (Koentjaraningrat,1980;160) dalam hidup bermasyarak manusia memiliki beberapa konsep atau rambu-rambu agar hidup mereka tetap terarah dan harmonis. Karena di dalam sebuah masyarakat selalu terjadi interaksi antar manusia satu dengan manusia yang lainnya, tedapat ikatan pola perilaku yang khusus atau khas di dalam semua aspek dan adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu menjadi anggota kelompoknya. Konsep-konsep hidup bermasyarakat antara lain:
1.      Manusia dan Keadilan
Keadilan merupakan tindakan baik yang seharusnya dilakukan oleh setiap manusia dalam semua tindakannya. Keadilan berasal dari kata adil yang artinya memberikan apa yang menjadi haknya(Natanegoro;1969). Implementasi dari konsep keadilan itu sendiri harus berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan baik buruk dan tidak semata-mata hanya berdasarkan kepada konsep keadilan secara itam putih. Dimana kebajikan itu merupaka segenap citi-cita moralitas sebagai suatu keseluruhan tungggal dimasukkan dalam konsep keadilan  maka makna keadilan menjadi rihteousness yang artinya kebenaran atas dasar kebaikan dan bukan suatu kebenaran ilmiah.
Hakekat keadilan terwujud apabila seseorang atau kelompok orang berperilaku sesuai dengan hak dan kewajibannya dan sesuai peranannya masing-masing. Tindakan yang dilakukannya tersebut juga tidak merugikan orang lain. Manusia yang selalu menjalankan sikap adil dalam hidupnya, ia akan merasa aman dan sejahtera. Terlebih lagi apabila keadilannya tersebut dapat ia gunakan untuk membantu meringankan beban orang lain. Keadilan akan terwujud jika masing-masing memiliki pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
2.      Manusia dan Tanggung Jawab
Keberadaan dan adanya manusia di dunia ini tidak lain adalah untuk mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi ini. menjadi seorang manusia yang sehat jiwa dan raganya, ia selalu mempunyai tanggung jawab baik tanggung jawab tehadap dirinya sendiri maupun terhadap manusia lainnya.
Kata tanggung jawab sendiri memiliki arti yaitu keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Setiap manusia tak ada yang hidup sendiri, mereka selalu hidup sosial atau dalam sebuah kelompok. Karena mereka hidup berkelompok maka dari sanalah mereka mempunyai berbagai macam tanggung jawab bukan hanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri tetapi juga kepada kelompoknya, keluarga dan sebagainya.
Tanggung jawab manusia dalam hidupnya ada empat macam yaitu, tanggungjawab kepada keluarga, tanggung jawab kepada masyarakat, tanggung jawab kepada bangsa/negara, tanggung jawab kepada Tuhan YME yang telah meciptakannya. Dasar adanya tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya yaitu karena eksistensinya dan keinginannya untuk menjadi manusia yang baik dan memperoleh kebahagiaan.
3.      Manusia dan Pengabdian
Definisi pengabdian adalah proses, perbuatan, cara mengabdi atau mengabdikan. Seseorang dapat memilih mementingkan kepentingan pribadinya sendiri atau lebih mementingkan kepentingan umum, dalam memilih tersebut adalah hak mereka masing-masing. Hal yang dapat menjadikan seseorang mau mengabdi atau tidak adalah cinta, kasih, keyakinan dan tanggung jawab. Manusia yang paling utama haruslah mengabdi kepada Tuhannya karena telah menciptakannya dan meberikannya kehidupan. Selain itu manusia juga harus mengabdi terhadap keluarga yang telah membesarkannya  karena di dalam keluargalah seoarang anak dapat tumbuh besar dan mendapat pendidikan karena mereka dirawat oleh kedua orangnya dengan penuh tanggungjawab, sehingga seorang anak harus mengabdi kepaa keluarganya. Dan mengabdi kepada negara yang menjadi tanah airnya tempat kita semua bernaung dalam kedaulatannya, sehingga dalam keadaan negara bagaimanapun kita harus mengabdi dengan hal-hal yang positif tanpa membuat keburukan bagi negara kiata.
Untuk menjalankan pengabdiannya manusia harus tulus ikhlas dalam melaksanakannya dengan rasa senang hati, karena dengan itu pakerjaan pengabdian yang rasanya berat akan terasa ringan dan menyenagkan.t tugas pengabdian adalah tugas-tugas yang mulia dan akan menjadikan kebahagiaan serta kedamaian jika semua manusia dapat  mengabdi secara benar dan tidak menyalahi aturan.
4.      Pandangan Hidup
Pandangan hidup biasanya mengandung sebagian nilai yang dianut masyarakat, yang dipilih secara selektif oleh individu dan golongan-golongan dalan masyarakat. Pandangan hidup berbeda dengan dengan sistem nilai budaya. Sistem nilai merupakan pedoman hidup yang dianut oleh sebagian besar warga masyarakat. Sedangkan pandangan hidup merupakan suatu sistem pedoman yang di anut oleh golongan-golongan lebih sempit lagi individu-individu dalam masyarakat. Jadi sebenarnya yang di anut oleh masyarakat adalah pandangan hidup golongan tertentu bukan pandangan masyarakat secara umum.
Bangsa kita mempunyai ideologi yang merupakan pandangan hidup bangsa yang telah dicetuskan oleh para pendiri bangsa kita, tetapi belum tentu semua masyarakat bangsa ini sepadan pandangannya dengan pandangan hidup tersebut. Dan manusia dalam satu negara ini juga memiliki pandangan hidupnya masing-masing, seperti orang jawa mempunyai pandangan hidupnya sendiri seperti becik ketieik ala ketara, yaitu hal yang baik pasti di ingat sedangkan hal buruk pasti juga akan terlihat. Karena untuk itu marilah kita semua berbuat baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga unuk sesama manusia, alam sekitar kita dan Tuhan YME.
5.      Manusia dengan Cinta Kasih , Keindahan dan Kegelisahan Dalam Hidupnya
Menurut Aristoteles tujuan tertinggi dalam hidup manusia adalah untuk mecapai kebahagiaan hidup. 




 =====================================================================

PENDIDIKAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN
SULTAN
1304411060
Program Pascasarjana IAIN Walisongo

I.    Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk termulia dari segenap makhluk dan wujud lain yang ada di alam jagad ini (Al-Syaibany, 1979: 103). Dengan kata lain, manusia adalah puncak ciptaan Allah. Manusia ialah makhluk (ciptaan) Allah, bukan tercipta atau ada dengan sendirinya. Ini masalah keyakinan, dan al-Qur’an berulang-ulang meyakinkannya kepada manusia sampai pada tingkat menantangnya agar mencari bukti-bukti, baik pada alam raya maupun pada dirinya sendiri (Aly, 1999:58).
Dilihat dari strukturnya, manusia tersusun dari dua unsur yakni, pertama, memiliki beberapa kesamaan dengan makhluk lain. Kedua, memiliki kekhasan yang menunjukkan ketinggian martabat manusia disbanding dengan makhluk yang lain. Unsur pertama dari susunan kodrat itu dinamakan raga atau tubuh, sedang unsur kedua dinamakan jiwa atau roh (Soebahar, 2000:149).
Kedua unsur itu, manusia dianugerahi nilai lebih, hingga kualitasnya berada di atas kemampuan yang dimiliki makhluk-makhluk lain. Dengan bekal yang istimewa ini manusia mampu menopang keselamatan, keamanan, kesejahteraan, dan kualitas hidupnya (Jalaludin, 2001:13). Sebaliknya dapat mencapai kehinaan bila kualitas insannya tidak dikembangkan secara positif. Sebab pada pribadi manusia bersanding kecenderungan pada kebajikan dan kefasikan (QS. Al-Syamsy: 8-10).
Walaupun pada manusia bersanding kefasikan dan ketaqwaannya sekaligus, namun pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat dari potensi negatifnya, hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dari daya tarik kebajikan (Shihab, 2000: 286). Oleh karena itu manusia dapat berubah secara dinamis dari buruk menjadi baik dan sebaliknya dari baik menjadi buruk (Bastaman, 1995: 126). Artinya bahwa kepribadian manusia tidak pernah stabil secara sempurna, ia selalu dalam dinamika kehidupannya, ia selalu berhadapan dengan lingkungan yang ikut mewarnai dinamika dan persoalan kemanusiaan.
Karenanya di sini manusia memerlukan pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Perbincangan tentang pendidikan tidak akan pernah mengalami titik final. Karena pendidikan merupakan permasalahan besar kemanusiaan yang senantiasa aktual dibicarakan pada setiap ruang dan waktu yang tidak sama dan bahkan berbeda sama sekali (Zamroni, 2004: 2). Karenanya, pendidikan harus senantiasa dengan perubahan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip dalam Pendidikan Islam, yakni prinsip perubahan yang diinginkan (Al-Syaibany, 1979: 441).
Diantara perubahan yang dapat dirasakan adalah dalam kebudayaan. Kebudayaan yang dapat diartikan adalah pola kelakuan yang secara umum terdapat dalam suatu masyarakat (Nasution, 1995: 63), dalam era globalisasi ini, terjadi pertukaran kebudayaan dari satu negara ke negara lain. Akibat pertukaran kebudayaan mengakibatkan dampak positif dan negatif.   
Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan tiga hal, yakni pertama, pengertian pendidikan Islam dan kebudayaan. Kedua, globalisasi dan kebudayaan. Ketiga, bagaimana membangun budaya Islami di sekolah.

II. Pengertian Pendidikan Islam dan Kebudayaan
Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah baiknya membahas tentang pengertian pendidikan Islam dan Kebudayaan.

A.    Pengertian Pendidikan Islam
Ada banyak pengertian tentang pendidikan Islam. Diantaranya:
1.   Ahmad D. Marimba memberikan definisi Pendidikan Islam adalah bimbingan atau pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada si terdidik dalam perkembangan jasmaniah dan rohaniah kearah kedewasaan dan seterusnya ke arah terbentuknya kepribadian muslim.( Marimba, 1986: 41)
2.   Syahminan Zaini berpendapat Pendidikan Islam adalah usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran agama Islam, agar terwujud atau tercapai kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. (Zaini, 1986:4)
3.   HM. Chabib Thoha menyebutkan Pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah, dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkan nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam AI-Qur’an, maupun hadist Nabi. (Thoha, 1995:  99)
4.  Ali Ashraf berpendapat Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih stabilitas murid sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap sesama ilmu pengetahuan mereka, diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan (Ashraf, 1984: 23)
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengertian pendidikan Islam adalah suatu aktifitas atau usaha pendidikan berupa bimbingan dan pengembangan fitrah manusia baik jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim muttaqin yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Sedangkan tujuan pendidikan di bahwa menurut Hasan Langgulung (1986: 33) menyatakan bahwa berbicara tentang tujuan pendidikan tak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup. Sebab pendidikan bertujuan memelihara kehidupan manusia. Sementara Al-Syaibani (1979: 399) menyebutkan tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan setelah subyek didik mengalami perubahan proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang sadar dan bertujuan dan Allah meletakkan azas-azasnya bagi seluruh manusia di dalam syari’at ini. Oleh sebab itu, sudah semestinya mengkaji pendidikan terlebih dahulu menjelaskan tujuannya yang luhur dan luas, yang telah ditetapkan oleh Allah bagi seluruh aktititas manusia. karena tujuan merupakan kompas, barometer sekaligus evaluator dalam penyelenggaraan sutau pendidikan.
Sebagai karakteristik pendidikan yang bercorak Islam, maka sudah barang tentu dalam perumusan tujuan pendidikannya mengacu dan berpihak pada hukum-hukum ajaran Islam. Adapun tujuan pendidikan Islam dapat dilihat sebagai berikut:
Para ahli pendidikan memberikan pendapat tentang tujuan pendidikan Islam, diantaranya:
1.       Al-Abrasy (1980:10) mengatakan bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak yang utama atau pembentukan moral yang tinggi.
2.      Zaini (1986: 34-35)  mengatakan tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat atau sehat dan terampil, berotak cerdas dan berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan pendirian yang teguh.
3.      Chabib Thoha (1995: 101-102) mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah:
a.       Menumbuhkan dan mengembangkan ketaqwaan kepada Allah SWT
b.      Membina dan memupuk akhlakul karimah
c.       Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada Allah
d.      Menciptakan pemimpin-peminipin bangsa yang selalu beramar ma’ruf nahi munkar
e.       Menumbuhkan kesadaran ilmiah, melalui kegiatan penelitian, baik terhadap kehidupan manusia, alam maupun kehidupan makhluk Allah semesta.
4.      Marimba (1986: 49) dengan tegas mengatakan tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.
5.      Daradjat (1996: 31), mengemukakan bahwa Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia telah berakhir pula. Mati dalam keadaan berserah di kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung taqwa, sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. lnilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhir hidupnya.
Dengan demikian berdasarkan rumusan tentang tujuan pendidikan Islam di atas maka dapat diformulasikan bahwa tujuan pendidikan Islam adalab terbentuknya kepribadian muslim yang mempunyai otak cerdas, berilmu banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan pendirian yang teguh Sehingga dapat menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa yang selalu beramar ma’ruf nahi munkar.
Sementara itu, dasar pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan as-Sunah. Serta apa yang ada diatasnya dari pada puncak-puncak cabang yang lain. Seperti qiyas, Ijma’, dan sumber-sumber perundangan bimbingan dan syariat lsIam.(Al-Syaibani, 1979: 427)
1.      Al Quran
Dasar pelaksanaan Pendidikan Islam yang pertama adalah Al Qur’an. Al Qur’an ialah Firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhaniad. Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan dengan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al Qur’an terdiri dua prinsip besar yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan dan amal. Setiap muslim percaya bahwa al Qur’an adalah sumber nilai dan ajaran Islam yang paling utama. (Al-Ghazali, 1985:VI).
Al Qur’an itu sendiri diturunkan kepada manusia untuk memberikan petunjuk jalan hidup yang lurus dalam arti memberikan bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi Allah. (Zuhairini, 1994:154) Pendidikan yang terkandung dalam al Qur’an adalah Pendidikan yang menyeluruh yaitu meliputi segala aspek manusia dan bergerak dalam bidang kehidupan. Pendidikan itulah yang mementingkan pembinaan pribadi dari segala segi dan menekankan perubahan dalam diri manusia (antara jasmani, akal dan perasaan). Dan pendidikan Islam harus berlandaskan ayat-ayat al Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam. (Hidayatullah, 2000: xviii)
2.      As Sunah (Sunnah Rasul)
Sunnah rasul yang sering disebut hadis ialah ucapan, perbuatan atau takrir nabi yang mengandung ajaran-ajaran Islam. Sedangkan yang dimaksud takrir adalah penetapan Nabi SAW. Secara diam-diam terhadap ucapan atau perbuatan para sahabatnya.
Pada mulanya as-Sunah dimaksudkan untuk mewujudkan dua tujuan; Pertama, menjelaskan kandungan aI-Qur’an. Kedua, menerangkan syariat dan adab-adab lain. (An-Nahlawi, 1989: 46) Terhadap pendidikan sendiri as-Sunah bertindak sebagaimana al Qur’an dalam mendidik, mensucikan jiwanya, meluruskan pribadi dan membimbing kearah yang lurus. (Al-Syaibani, 1979: 431)
Masih menurut Al-Syaibani, cara Sunah dalam mendidik melalui dua jalan; pertama, bersifat positif, berpusat pada dasar-dasar yang sesuai dan kuat bagi akhlak yang mulia yang bertujuan menanamkan kemuliaan. Kedua, bersifat penjagaan, menghindarkan dari segala macam keburukan, baik bersifat individual atau sosial, dan menjaga dari bahaya perpecahan dan perbedaan.
Yang terpenting dalam Sunah ini, bahwa mencerminkan segala tingkah laku Nabi SAW. yang patut diketahui oleh setiap muslim. Dengan kata lain sebagal model bagi setiap muslim. Sebab berkaitan dengan keimanan maka manusia berusaha untuk mengikuti jejak Rosulullah sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan watak setiap muslim. (Langgulung, 1995: 38)
Jadi dasar pendidikan Islam adalah wawasan tajam terhadap sistem hidup Islam yang sesuai dengan kedua sumber pokok (al-Qur’an dan as Sunah). Nilai-nilai fundamental dalam sumber pokok ajaran Islam yang harus dijadikan dasar pendidikan Islam yaitu aqidah Akhlak, penghargaan terhadap akal, kemanusiaan, keseimbangan, rahmat bagi seluruh alam.


B.     Pengertian Kebudayaan

Istilah kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:215) diartikan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat. Sedangkan dalam Kamus Oxford Learners Pocket Dictionary (2003:105), istilah kebudayaan disebut dengan culture diartikan dengan customs, beliefs, art, way of life, etc of a particular country or group.
Sementara para ahli memberikan memberi definisi sebagai berikut:
1.      Kebudayaan menurut Marimba (1986: 124), segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.      Kebudayaan adalah pola kelakuan yang secara umum terdapat dalam suatu masyarakat. (Nasution, 1995: 63) kebudayaan meliputi keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, ketrampilan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan manusia.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia (akal budi) seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat. pandangan hidup, pola perilaku yang secara umum yang  terdapat dalam suatu masyarakat. Melihat dari pengertian kebudayaan masih bersifat umum, atau kalau disederhanakan dapat dikatakan kebudayaan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh manusia.
Sedangkan unsur-unsur dalam kebudayaan menurut Kluchohn yang dikutip Prihantoro (http://www.gagasmedia.com/serba-serbi/penulis/memahami-arti-kebudayaan.html) menyebutkan ada tujuh  unsur, yakni:
1. Sistem kepercayaan/ religi
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
2. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
3. Sistem mata pencaharian hidup
Mata pencaharian hidup adalah suatu usaha atau kerja ekonomi yang bertujuan untuk memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk memperoleh bahan kehidupan untuk jangka waktu tertentu. sistem mata pencaharian pada masyarakat pedesaan masih bersifat tradisional, seperti: berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan. Sedangkan sistem masyarakat perkotaan sangat beragam, sesuai dengan perkembangan kota yang sangat kompleks dalam segala bidang.
4. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan hidup. Pada dasarnya, semua peralatan yang dihasilkan oleh manusia bertujuan untuk membantu mempermudah hidup manusia itu sendiri. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup antara lain: alat-alat produktif, senjata, alat-alat rumah tangga, alat-alat elektronik, makanan dan minuman, pakaian, perumahan dan alat-alat transportasi
5. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
6.Sistem pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris.
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi: pengetahuan tentang alam, pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya, pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia, pengetahuan tentang ruang dan waktu.


7. Kesenian
Kesenian merupakan ketrampilan untuk mengekspresikan atau mengkomunikasikan  perasaan atau nilai-nilai keindahan. Di dalam kesenian salah satu unsur yang sangat penting adalah unsur estetika (rasa keindahan).Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.Rasa seni terdapat pula pada semua manusia untuk memenuhi kebutuha jiwanya. Di dalam seni inilah si pencipta ingin menyampaikan rasa indahnya kepada orang lain.

III.       Globalisasi dan Kebudayaan
Pada dasarnya masa globalisasi (disukai atau tidak), hal itu akan tetap terjadi, karena hal itulah mau tidak mau orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya. (Mansur, 2005: 157) Globalisasi membuat dunia menjadi sebuah kampong kecil yang memudahkan setiap warga dunia untuk berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Situasi yang demikian mengakibatkan terbukanya ide dari satu tempat ke tempat lain sehingga sulit disensor jika bertentangan dengan nilai-nilai budaya penerima ide tersebut. (Batubara, 2004: 111)
Implikasi dari globalisasi menjalar keberbagai sektor yang ada termasuk adalah kebudayaan. Dampak yang bisa dirasakan adalah adanya pertukaran kebudayaan antarnegara. Contoh, dalam berpakaian, dahulu orang Indonesia bagi wanita memakai pakaian bawahan kebaya. Sekarang, hal tersebut digeser dengan pakaian jeans.
Apabila dilihat secara mendalam, ternyata Indonesia merupakan salah satu Negara multikultural terbesar di dunia. Hal ini bisa dilihat jumlah pulau di Indonesia adalah 13.000 pulau. Populasi penduduknya lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam seperti Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha Konghucu serta berbagai aliran kepercayaan (Yaqin, 2007: 3)
Pendidikan multikultural mempersiapkan siswa untuk aktif sebagai warga Negara dalam masyarakat secara etnik cultural, dan agama beragam. Dalam pendidikan cultural, semua pengalaman dan sejarah kelompok-kelompok cultural dihargai dan diajarkan dalam sekolah, yang menguatkan integritas dan pentingnya kelompok-kelompok tersebut dan kelompok-kelompok siswa yag mengidentifikasi dengan kelompok yang lebih besar. ((Baidhawi, 2005: 10)
Kebudayaan yang ada di Indonesia, sangat mungkin mendapatkan masukan dari kebudayaan dari luar. Dalam penggunaan bahasa misalnya, banyak masyarakat umum, dalam berbagai kesempatan menggunakan bahasa asing. Di dalam akulturasi kebudayaan tidak semua unsur kebudayaan asing diterima, tetapi dilakukan seleksi unsur-unsur mana yang pantas diterima dan elemen mana yang harus ditolak, hal mana diselaraskan dengan sikap jiwa dan mental bangsa. (Ahmadi, 2004: 73)
Penetrasi budaya global terhadap kehidupan masyarakat akan direspon berbeda-beda oleh kalangan pendidikan, yakni pertama, cenderung menerima, begitu saja pola dan model budaya global yang dialirkan melalui teknologi informasi, tanpa memahami nilai dan substansinya. Kedua, apriori, terhadap capaian budaya dan peradaban global, semata-mata karena ia tidak datang dari tradisi yang diikutinya selama ini. Sedangkan kelompok ketiga, berusaha mendialogkan antara budaya global dengan budaya local sehingga terjadi sintesis budaya yang dinamis dan harmonis. (Rahim, 2002: 421)
   
IV.    Penerapan budaya Islami di SMP Negeri 7 Semarang
Budaya atau kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai, yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Zamroni (2000: 149) kultur sekolah dapat dideskripsikan sebagai pola nilai-nilai, norma-norma, sikap, ritual, mitos dan kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk dalam perjalanan panjang sekolah. Kultur sekolah tersebut dipegang bersama baik kepala sekolah, guru, staf administrasi maupun siswa, sebagai dasar mereka dalam memahami dan memecahkan berbagai persoalan yang muncul di sekolah.
Untuk membentengi adanya budaya luar yang negatif, SMP Negeri 7 Semarang menerapkan budaya yang sesuai dengan ajaran Islam, yakni:
1.      Pakaian
Seringkali budaya pakaian yang dipakai pelajar sekarang cenderung meniru gaya barat, yakni pakaian yang menampakkan lekuk tubuhnya. Hal ini jelas bertentangan budaya pakaian Islam. Inti dari ajaran Islam tentang pakaian adalah untuk menutup aurat bukan mengumbar aurat. Karenanya, SMP Negeri mengeluarkan kebijakan tentang pakaian untuk peserta didik. Sebelum tahun 2008, peserta didik SMP Negeri 7 Semarang yang laki-laki memakai celana pendek, sedangkan yang perempuan memakai rok dibawah lutut. Setelah tahun 2008, peserta didik laki-laki dan perempuan wajib memakai celana  dan rok panjang. Meskipun hal tersebut, belum seratus persen, sesuai dengan ajaran Islam, setidaknya kebijakan merupakan langkah maju dibandingkan aturan sebelumnya. Di samping itu, dalam pakaiannya baju atau celana atau rok tidak boleh terlalu ketat.    
2.      Salat jamaah
Setiap hari senin-kamis, semua peserta didik melaksanakan salat berjamaah dzuhur di sekolah. Salat dzuhur dilaksanakan pada pukul 12.15-12.45 di mushola dan aula SMP Negeri 7 Semarang. Tujuan dilaksanakan salat berjamaah adalah untuk membiasakan peserta didik untuk melaksanakan salat dengan berjamaah. Sebelum dilaksanakan salat berjamaah dzuhur, peserta didik membaca surat-surat pendek dengan bersama-sama. Hal ini bertujuan agar anak terbiasa membaca al-Quran dan menghafalkan.
Tidak hanya salat dzuhur saja, tetapi salat-salat wajib yang lain. Karena keterbatan waktu, maka pelaksanaan salat wajib selain dzuhur dilaksanakan diserahkan ke masing-masing peserta didik dengan pengawasan dari orang tua. Untuk mengontrol pelaksanaannya, sekolah menyediakan kertas laporan salat wajib. Dalam kertas tersebut berisi tentang kapan peserta didik melaksanakannya salat wajib. Orang tua memberikan tanda tangan pada halaman paling bawah pada kertas laporan pelaksanaan salat.


3.      Salat sunah dhuha
Selain salat wajib, peserta didik SMP 7 Semarang dibiasakan melaksanakan salat dhuha di sekolah. Salat dhuha dilaksanakan sebelum jam pelajaran dimulai (pukul 06.15-07.00), istirahat pertama dan kedua (09.00-09.15 dan 10.30-10.45) di mushola. Tujuan dilaksanakan salat dhuha adalah membiasakan peserta didik agar terbiasa melaksanakan salat sunah. Sebagai alat kontrol, sekolah menyediakan kertas laporan salat dhuha yang formatnya digabung dengan pelaksanaan salat wajib.

4.      Membiasakan membaca al-Quran
Budaya yang dilakukan di SMP 7 Semarang selain di atas adalah membiasakan membaca al-Quran. Pembiasaan tersebut dilaksanakan sebelum pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dimulai dan sebelum salat dzuhur dilaksanakan di sekolah. Selain itu juga, diharapkan di rumah anak terbiasa membaca al-Quran. Sebagai alat kontrol pelaksanaannya, sekolah menyediakan kertas laporan pelaksanaan membaca al-Quran. Kertas laporannnya menyatu dengan laporan salat wajib, sunah, dan membaca al-Quran.        
5.      Dilarang membawa HP
Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang adalah adanya HP (hand phone). HP mempunyai dampak positif dan negatifnya. Adapun dampak positifnya adalah memudahkan komunikasi dengan orang lain, meskipun jaraknya jauh. Dengan HP orang dapat berkomukasi dengan orang dimanapun tempatnya dengan cara berhubungan langsung atau melalui SMS. Selain itu HP juga menyediakan fasilitas video, internet, games, dan lain-lain. Sedangkan negatifnya adalah HP tersebut dimanfaatkan ke hal-hal yang kurang baik (bertentangan dengan ajaran agama maupun Negara). Diatara dampak negatifnya adalah merekam adegan bermesraan dengan pacar atau orang lain, menyimpan gambar atau film porno, dan lain-lain.
Untuk mengantisipasi hal itu, SMP Negeri 7 Semarang melarang peserta didik untuk membawa HP ke sekolah. Kalaupun terpaksa, HP nya harus dititipkan di guru bimbingan dan koseling.   
6.      Membiasakan sikap jujur
Peserta didik SMP Negeri 7 Semarang dibiasakan dengan sikap jujur. Kejujuran tersebut dilaksanakan di dalam kelas maupun luar kelas. Melatih kejujuran bagi peserta didik disimbolkan dengan adanya kantin kejujuran. Dalam kantin kejujuran tersebut, anak membeli barang di kantin yang tidak ada penjaganya. Dalam kantin tersebut sudah ada harga yang harus dibayar. Sistem pembayaran dilakukan sendiri oleh peserta didik dengan menaruh uang di kotak yang sudah disediakan. Kalau ada kelebihan, peserta didik dapat mengambil uang kelebihan sendiri. Tujuan adanya kantin kejujuran adalah melatih kejujuran peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip yang digunakan meskipun tidak ada penjaga kantin, peserta didik tetap bersikap jujur. Karena meskipun tidak ada penjaga kantin, Allah Swt, melihat gerak-gerik apa yang dikerjakan manusia.
7.      Bersalaman dengan guru dan mengucapkan salam
Seringkali sekarang ini, banyak peserta didik yang berani dengan guru. Untuk membekali peserta didik terhadap hal tersebut, SMP Negeri 7 Semarang membiasakan bersalaman dengan guru. Bersalaman tersebut dilakukan pada waktu masuk sekolah maupun masuk kelas. Hal ini sekaligus mempunyai makna agar peserta menghormati guru. Bukan berarti guru minta dihormati, melainkan membiasakan peserta didik agar menghormati guru melalui cara bersalaman.
Selain itu, peserta didik dibiasakan mengucapkan salam ketika bertemu guru maupun dengan salam. Bertemu disini bisa dilaksakan di sekolah, kelas, maupun diluar sekolah. Seringkali yang terjadi peserta didik, ketika bertemu dengan guru diam atau acuh tak acuh. Untuk menghindari tersebut, maka dibiasakan mengucapkan salam saat bertemu. Di samping dengan guru, peserta didik juga dibiasakan mengucapkan salam kepada sesama teman. Karena seringkalali dijumpai peserta didik saat bertemu dengan temannya, ucapannya yang keluar adalah ucapan yang kurang baik. Karenanya, melalui budaya salam kepada orang lain dibiasakan di SMP Negeri 7 Semarang.

V.    Kesimpulan
1.      Yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah suatu aktifitas atau usaha pendidikan berupa bimbingan dan pengembangan fitrah manusia baik jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim muttaqin yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Sedangkan kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia (akal budi) seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat. pandangan hidup, pola perilaku yang secara umum yang  terdapat dalam suatu masyarakat.
2.      Dalam era globalisasi sekarang ini semua aspek kehidupan manusia berpengaruh, termasuk di dalamnya bidang kebudayaan. Contoh konkrit adalah adanya pertukaran kebudayaan antarnegara.
3.      Cara membentengi dampak negatif globalisasi bidang kebudayaan, SMP Negeri 7 Semarang melakukan berbagai cara, yakni: mengatur pakaian, salat jamaah, salat sunah dhuha, membaca al-Quran, dilarang membawa HP, membiasakan sikap jujur, dan mengucapkan salam, bersalaman kepada guru









Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu, 2004, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Aly, Hery Noer, 1999, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos
Al-Abrasyi, M Atiyah, 1980, Al-tarbiyah Al-Islamiyah, terjemahan Prof Bustami A. Ghani dan Djohar Bahry LIS., Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta
Al Ghazali, 1985 Permata  Al Qur ‘an, CV Rajawali Jakarta
Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
An-Nahlawi, Abdurrahman , 1989, Usul aI-Islamiyyah Wa Asaibuha, terjemahan Drs. Hery Noer Ali, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, CV. Diponegoro, Bandung
Asraf, Ali, 1984, Horizon-horizon baru Pendidikan Islam, Pustaka Firdaus: Jakarta
Baidhawi, Zakiyuddin, 2005, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: Erlangga.
Bastaman, Hanna Djumhana, 1995, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Batubara, Muhyi, 2004, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Ciputat Press
Daradjat, Zakiah, dkk, 1996, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara bekerjasama dengan Binbaga Depag RI Jakarta. 1996
Hidayatullah, Syarif, 2000, Intelektualisme dalam Perspektif Neo-Modernisme PT. Tiara Wacana, Yogyakarta
Jalaludin, 2001, Teologi Pendidikan, Jakarta:  PT. RajaGrafindo Persada
Mansur, 2005, Paradigma Pendidikan Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Era Globalisasi, Semarang: International Journal Ihya ‘Ulum al-Din.
Marimba, D Ahmad, 1986, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif
Langgulung, Hasan, 1986, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Filsafat Pendidikan, Pustaka Al-Husna, Jakarta
Langgulung, Hasan, 1995, Beberapa Permikiran Tentang Pendidikan Islam PT. Al Ma’arif, Bandung
Nasution, S, 1995, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Oxford Learners Pocket Dictionary, 2003, UK: Oxford University Press
Prihantoro, Nur Achmad, (http://www.gagasmedia.com/serba-serbi/penulis/memahami-arti-kebudayaan.html) diakses tanggal 17 Maret 2011
Rahim, Husni, 2002, Pendidikan Islam di Indonesia Keluar dari Eksklusivisme dalam Pendidikan untuk Masyarakat Indonesi Baru, Jakarta: Grasindo
Shihab, Quraisy, 2000, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan
Soebahar, Moh. Erfan, 2000, Manusia Seutuhnya, CV. Semarang: Bima Sejati, 2000
Thoha, M. Chabib, 1995, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Pusat Bahasa.  
Zamroni, 2000, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: BIGRAF Publishing
Yaqin, M. Ainul, 2007, Pendidikan Multikultural: Crosscultural Understanding untuk Demokrasi dan keadilan, Yogyakarta: Pilar Media.
Zaini, Syahminan. 1986, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Zuhairini, dkk. , 1994, Filsafat Pendidikan Islam., Bumi Aksara. Jakarta

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *